Pentingnya Istri Punya Usaha Sendiri: Uang Suami Uang Istri, Uang Istri ya Uang Istri

TEMPO | 13 April 2017 | 20:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Advokat Ina Rachman mengatakan dari sisi fisiologis, otak perempuan memang lebih kecil dari lelaki.

“Tapi di otak perempuan itu ‘saklar’-nya lebih banyak,” ujar Ina di acara Brain, Beauty, and Behavior for Business Woman di 101 Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis 13 April 2017.

Ina menjelaskan, saklar yang dimaksud di sini adalah beragam urusan yang mesti dipikirkan oleh perempuan, khususnya mereka yang sudah berkeluarga.

“’Saklar’ di otak wanita ini lebih banyak untuk mikir urusan kebutuhan di rumah, anak, bisnis, sampai harga cabai, semua ada,” ujarnya.

Lantas bagaimana dengan ‘saklar’ pada kaum Adam. Menurut Ina, ‘saklar’ lelaki hanya satu, yakni “enggak peduli”.

Ina mencontohkan, biasanya para suami akan diam saja jika istrinya tampak sedih, sampai si istri mengungkapkan apa yang dia rasakan. Namun setelah istri menuangkan isi hatinya, suami akan menanggapi dengan ‘enteng’. “Setelah curhat, jawabannya ‘oh’ begitu saja.”

Respons seperti itu, Ina melanjutkan, tidak sepenuhnya keliru karena memang area biru di otak lelaki lebih kecil ketimbang perempuan. Area biru ini, menurut dia, mewakili sensitivitas atau kepekaan.

“Area biru di otak perempuan selebar telapak tangan, sedangkan pada laki-laki hanya sebesar ibu jari,” kata Ina yang kini menjabat Ketua Umum Perempuan Cerdas (Pedas).

Salah satu cara supaya laki-laki memberi perhatian atau peka kepada istrinya, Ina mengatakan, istri mesti punya usaha sendiri.

“Kita harus punya duit, pegang ATM sendiri, kalau perlu kita umpetin,” kata Ina.

“Harus pakai prinsip, ‘uang suami adalah uang kita, uang kita ya uang kita’.”

Dengan memiliki usaha atau punya uang sendiri, Ira mengatakan, perempuan akan lebih dihargai dan disayang bukan hanya oleh suami, tapi juga ibu mertua.

“Kalau mertua tahu kita kerja, dia akan lebih peduli sama kita karena bisa mandiri,” ujarnya.

“Jangan sedikit-sedikit mengandalkan suami. Enggak usah gengsi untuk memulai bisnis.”

 

TEMPO.CO

 

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait