Makna Penting Berada di Depan Layar Bagi Joko Anwar

Abdul Rahman Syaukani | 26 Maret 2015 | 06:42 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - JOKO Anwar biasanya berada di balik layar sebagai sutradara atau produser. Meskipun sesekali berakting lebih banyak menjadi cameo.

Namun lewat film bertajuk "Melancholy is A Movement", pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 3 Januari 1976, berada di depan layar dan bahkan menjadi pemeran utama.

Bagi sutradara film "Modus Anomali" itu, berada di depan layar mempunyai makna penting dalam kariernya di industri perfilman tanah air.

"Lebih baik men-direct daripada main. Tapi saya butuh main biar tahu kesulitan di-direct oleh sutradara. Jadi bisa lebih memahami para pemain," paparnya, disela premier film "Melancholy is A Movement", Episentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/3).

Tak hanya Joko Anwar, sejumlah sutradara juga menjadi pemain dalam film arahan sutradara Richard Oh itu.

"Kita semua sepakat, yuk kita main agar tahu gimana rasanya di-direck," ungkapnya lebih lanjut.

Kendati para sutradara yang main film ini mempunyai kepekaan dalam memandang sebuah film, mereka tetap tunduk pada arahan sutradara.

"Enggak donk, kita di-direck ya tunduk. Kalau ngasih masukan sebatas dialog aja, tapi enggak sampai mengganti plot," tandas pria 39 tahun itu.

Ini memang bukan pertama Joko Anwar main film. Dia juga pernah ikut bermain dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali, Demi Ucok, dan Madam X.

(man/gur)

Penulis : Abdul Rahman Syaukani
Editor: Abdul Rahman Syaukani
Berita Terkait