Anna Mariana: Dedikasi Selama 30 Tahun Memajukan Kain Songket

Wayan Diananto | 7 Desember 2016 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Yayasan Cipta Budaya menggelar program “Malam Budaya Keroncong: Charity Tribute to Mus Mulyadi” di Puri Agung Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (4/12) lalu.  

Sejumlah pekerja seni tampil di atas panggung. Antara lain, Sundari Soekotjo, Intan Soekotjo, dan pangeran campur sari Didi Kempot. Ada sejumlah catatan menarik dari program ini. Salah satunya, busana yang dipakai sejumlah penampil yang terbuat dari kain songket.

Keroncong identik dengan Jawa. Sementara songket identik dengan wastra Nusantara dari Indonesia Tengah dan Timur. Rupanya, perkawinan songket dan keroncong itu ide dari perancang busana Anna Mariana. Anna, perancang busana kelahiran Solo, Jawa Tengah. Sebagai pencinta seni dan budaya, Anna Mariana terpanggil memberi dukungan kepada para penyanyi keroncong. 

“Saya penggemar musik keroncong. Suka menyanyi keroncong namun bakat menyanyi saya tidak tersalurkan. Saya memilih mendalami dunia fesyen berbasis kain Nusantara. Saya merancang delapan kemeja serta gaun untuk para penampil. Khusus untuk Mas Mus Mulyadi ,saya membuat kemeja semi jas dari kain songket dengan motif khas Bali,” beri tahu Anna dalam sesi wawancara empat mata dengan tabloidbintang,com di Jakarta.

Anna ingin membuktikan bahwa songket tak lagi identik dengan acara adat atau perjamuan formal. Kini, songket sudah maju dan desainnya sangat modern. Songket cocok dipakai oleh para remaja. Mengenakan kain songket apalagi yang handmade, membuat aura si pemancar keluar.

“Kalau orang Jawa bilang, auranya 'mencereng'. Terpancar. Saya memercayai hal itu. Sudah 30 tahun saya menggeluti kain tradisional. Tidak hanya merancang tapi juga membina para perajin kain songket. Saya dari Solo. Namun, mencintai dan tertantang untuk melestarikan kain tradisional dari Indonesia Tengah dan Timur,” Anna menukas.

Ia beralasan, batik sudah dikenal seluruh Indonesia. Bahkan, mendunia. Ia berharap, songket  bisa mengikuti sepak terjang batik. “Kain-kain Indonesia lainnya yang tak kalah eksotis. Saya ingin songket lebih dicintai rakyat Indonesia dan dikenal pula oleh dunia,” pungkasnya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait