Adipati Dolken Tentang Mimpi Punya Rumah dan Bisnis Jual Jins

Administrator | 16 November 2013 | 09:35 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - ADIPATI Dolken, 22 tahun, punya pengalaman buruk soal mengelola keuangan. Ia bertekad memperbaiki kesalahan masa lalu itu.

Menggunakan uang dengan bijaksana ternyata bukan hal gampang bagi Adipati. Ia ingat betul ketika kali pertama menerima honor main FTV. Honor pertamanya, Rp 2 juta. Begitu uang ada dalam genggaman, langsung ludes untuk jajan, bermain game, dan menuruti gengsi mentraktir teman-teman di rumah makan. Setelah saldo nihil, barulah ia berpikir untuk membayar uang kos.

"Itu honor dari FTV di Frame Ritz. Benar-benar habis. Awalnya saya berpikir, uang habis besok cari uang lagi. Sebenarnya saya menyesal karena semestinya uang tidak habis. Bisa buat membayar kos dan menambal operasional hidup sehari-hari," akunya.

Beruntung, waktu itu kos Adipati dikelola temannya sendiri. Melalui lobi, ia memperoleh keringanan. Diizinkan menunggak hingga bulan depan. Klimaks masalah finansial mencapai puncak setelah menandatangani kontrak eksklusif.

Kontrak itu tidak mengizinkan Adipati ambil pekerjaan dari rumah produksi lain. Masalahnya, rumah produksi yang bersangkutan selama beberapa bulan belum menemukan pekerjaan yang pas buat Adipati. Otomatis, ia menganggur. Sementara pengeluaran untuk kos dan makan terus mengucur.

"Saat itu saya stres. Sewa kos di Kemang setiap bulannya Rp 1,7 juta. Untuk ukuran Kemang termasuk murah. Tapi kalau tidak punya uang, yang murah pun terasa mahal. Lalu saya pindah kos ke Taman Mini, Rp 1 juta untuk dua orang. Sejak itu saya berpikir, uang harus diputar," ujar Adipati yang berpindah-pindah rumah kos sejak SMP.

Pengalaman pahit menyadarkan Adi pentingnya rumah. Ayah dan ibu Adipati sebenarnya tinggal di Pondok Cabe, Tangerang.

Meski begitu, tetap saja bintang Heart The Series ini lebih suka tinggal di rumah kos. Alasannya jika panggilan syuting jam 7 pagi, Adipati harus berangkat dari Pondok Cabe pukul 5 pagi. Itu artinya, ia harus terjaga di ranjang sebelum azan subuh berkumandang. Fisiknya tidak kuat untuk melakukan rutinitas itu setiap pagi. Itu masih ditambah macet dalam perjalanan yang tidak pernah bisa diprediksi.

Karenanya, Adipati hengkang dari rumah. Berkelana dari rumah kos satu ke rumah kos lainnya. "Saya pernah kos di Kemang, Taman Mini, Fatmawati, Pejaten, dan lain-lain. Konsekuensinya, jarang pulang ke rumah. Pulang ke Pondok Cabe hanya untuk mengurus hal-hal mendesak seperti foto untuk bikin e-KTP, Lebaran, Idul Adha, atau jika anggota keluarga punya hajatan. Komunikasi dengan Papa dan Mama terbilang jarang. Orang tua juga sibuk karena Papa mengajar musik," ujarnya blakblakan.

Awal tahun ini, Adipati menyusun rencana keuangan. Tujuan jangka pendek yang harus tercapai, membeli rumah baru. "Saya mulai menyurvei rumah di kawasan Rempoa dan Cilandak. Saya ingin beli di Jakarta Selatan," Adipati membocorkan.

Selain itu, ia merintis bisnis daring Adipati Dolken Shop alias DotShop sejak tahun lalu. Melalui akun @DotShop_ ia menjual celana jins, sepatu, aksesori untuk pria dan wanita. Bisnis ini dalam satu tahun telah balik modal lantaran minim modal, minim karyawan.

"Bisa untuk cowok dan cewek, aksesorinya. Harganya mulai di kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribuan. Untuk rumah baru, saya pikir tidak perlu menetapkan target dan bujet. Mencari rumah itu sama seperti mencari jodoh. Harus dipertimbangkan dengan masak. Kalau baru cocok separuh hati, jangan dipaksakan karena itu berhubungan dengan masa depan," Adipati menukas.

(wyn/adm)

Penulis : Administrator
Editor: Administrator
Berita Terkait