Mengapa Praktik Prostitusi Marak di Kalibata City?

TEMPO | 13 Agustus 2018 | 08:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Praktik dan bisnis prostitusi di Apartemen Kalibata City diduga bersembunyi dalam data keluarga penghuni. Menyelinap ke dalam apa yang disebut tower cluster membuat mereka terlindung dari penggerebekan aparat.

Modus ini terungkap dalam komunikasi Tempo dengan seorang perempuan yang menjajakan transaksi seks di apartemen 18 tower itu. "Iya (bebas dari penggrebekan), didata pemprov sama marketing Kalcit tower itu resmi yang udah keluarga semua. Jadi keamanannya lebih ketat lah," tutur perempuan berinisial NS itu.

Zona terlindung itu diyakinkannya pula dengan adanya kerja sama dengan petugas satuan pengamanan setempat. Setiap tamu dipastikannya bisa masuk karena dia sudah ‘bernegosiasi’ dengan para penjaga. "Itu sudah urusan gue kalo handle security. Enggak (disogok), beliin rokok doang."

Seorang perempuan lain yang serupa dengan NS meyakinkan hal sama. R, mengaku berusia 24 tahun, juga masih menawarkan jasanya sekalipun penggerebekan polisi belum lama menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Penggerebekan juga berbuntut 32 orang, 17 di antaranya perempuan, ditangkap. “Aman banget kok say,” kata wanita yang menetapkan tarif Rp 600-800 ribu tersebut.

Lurah Rawajati, Rudi Budijanto, mengaku kesulitan menghapus praktik bisnis prostitusi di Apartemen Kalibata City. Selain masuk ruang privat, pengawasan semakin sulit karena sekitar 70 persen dari total 13-an ribu unit apartemen dihuni dengan cara disewa. “Yang menetap hanya 30 persen,” kata Rudi.

Proporsi itu, menurut dia, membuat peluang terjadi penyalahgunaan fungsi unit apartemen cukup besar. “Apalagi ada unit yang disewakan harian. Ini yang menjadikan banyak penyimpangan.”

Ditemui terpisah, General Manager Kalibata City Ishak Lopung membantah ada unit yang bisa disewakan harian di apartemen tersebut. "Harian, tidak boleh," ucapnya Kamis 9 Agustus 2018.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO