Curhat Presiden Jokowi Soal Fitnah PKI

TEMPO | 26 April 2018 | 08:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengklarifikasi tuduhan yang menyebut dirinya terlibat Partai Komunis Indonesia  (PKI). Bahkan disebut sebagai anggota. Jokowi merujuk sebuah gambar kampanye PKI yang memuat gambar sosok pria yang mirip dirinya pada 1955.

"Lihat gambar ini waktu Ketua Umum PKI 1955 kampanye untuk Pemilu, DN Aidit pidato, saya ada di bawahnya coba. Saya lahir saja belum sudah digitu-gitukan," kata Presiden Jokowi dalam Musyawarah Nasional Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu 25 April 2018.

Gambar yang dimaksud Presiden memperlihatkan Ketua Umum PKI DN Aidit sedang berpidato di hadapan massa pada kampanye 1955 dan di bawah podium DN Aidit ada sosok dengan kemeja lengan panjang menghadap ke massa yang tubuhnya kurus dan dari samping tampak mirip Presiden Jokowi. Foto itu beredar di sosial media.

"Ini fitnah di media sosial sudah lebih dari empat tahun. Ini menuduh Presiden Jokowi itu PKI coba, saya lahir tahun 1961 PKI dibubarkan tahun 1965, saya baru umur 3,5-4 tahun, masa ada PKI balita? Logikanya gak masuk," ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menilai bahwa foto itu menyatukan wajah dan tubuh dari dua objek yang berbeda."Logikanya tidak masuk, lahir saja belum sudah di bawahnya mimbar, tapi memang mukanya beda, badan saya ditaruh di situ. Anak-anak muda sekarang pinter-pinter," tambah Presiden.

Ia juga berharap agar BKPRMI melakukan kegiatan yang membangun ketaqwaan, bukan sebaliknya menyebar fitnah.

"Gambar-gambar seperti ini tidak hanya 1,2,3. Apa masih diteruskan cara-cara seperti ini? Apa basis masjid-masjid yang kita miliki membangun ketaqwaan, akhlak, iman kita dan bukan justru menyodorkan gambar yang tadi seperti saya sampaikan?" ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menegaskan agar energi masyarakat jangan sampai terbuang hanya untuk mengurus fitnah, tapi harus difokuskan untuk membangun negara.

"Saya sampaikan kritik silakan beri masukan, saya selalu terbuka, tapi bedakan kritik dengan mencela, kritik dengan fitnah, kritik dengan memaki, itu berbeda, kritik itu berbasis data dan memberikan solusi," kata Jokowi.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO