Usul Pasha Ungu ke Jokowi Soal Hari Duka Musik Indonesia

TEMPO | 3 Januari 2019 | 16:30 WIB

Pasha Ungu yang kini Wakil Wali kota Palu mengusulkan kepada Presiden Jokowi menetapkan 22 Desember sebagai hari duka musik Indonesia. Permintaanya tersebut dia tulis di akun Instagram pribadinya @pashaungu_vm.

Permintaan ini terkait tragedi tsunami di Pantai Carita, yang menewaskan hampir seluruh personel Band Seventeen. "Ini bentuk kesetiakawananan dan solidaritas saya sesama musisi, kepada kawan-kawan almarhum personil seventeen," tulis Pasha Ungu, Selasa, 1 Januari 2019.

TABLOIDBINTANG.COM - Pasha hanya sekadar mengusulkan dan tidak memaksa Jokowi menetapkan hari duka tersebut. Dia berujar, ada atau tidaknya hari duka itu, tidak akan mengurangi empatinya sebagai sesama musisi.

Unggahan Pasha Ungu ini direspons Ifan Seventeen, satu-satunya personel yang selamat dalam tragedi itu. "Terlepas dari kesedihan hebat yang dirasakan oleh semua korban tsunami, aku pingin ngucapin terimakasih untuk doa dan supportnya yang tanpa putus untuk @seventeenband," tulis Ifan di kolom komentar.

Ifan Seventeen sangat terpukul atas kehilangan istri dan tiga personel grupnya dalam waktu bersamaan akibat tsunami Selat Sunda, Sabtu malam, 22 Desember 2018. Meski demikian, Ifan berusaha untuk tegar dan tidak larut dalam keterpurukannya. Seperti diungkapkan Reidhan Fajarsyah atau Idan, saudara kembar Ifan Seventeen. Idan sangat mengenal Ifan yang bisa melewati banyak hal.

"Pasti terpukul. Tapi Ifan itu di keluarga adalah sosok yang paling tegar itu dari dulu. Saya ngomong gini bukan karena keadaan ini, enggak. Cuma dulu pas ibu sakit, saya udah nangis-nangis, Ifan itu enggak. Waktu almarhum papa meninggal, kita udah nangis-nangis, dia masih tegar. Termasuk kejadian ini juga, walau dalam artian ini dia terpuruk juga," kata Reidhan Fajarsyah.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO