Pengamat Ini Menilai Militansi Pendukung Prabowo Lebih Kuat

TEMPO | 25 Maret 2019 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Arif Susanto, analis Politik Esposit Strategic, menilai militansi pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno lebih kuat daripada pasangan Jokowi - Ma'ruf menjelang pemilihan presiden 2019. Buktinya, kata Arif, terpotret dari hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Prabowo merangkak naik, sementara suara Jokowi turun dari survei terakhir pada Oktober 2018.

Arif Susanto melanjutkan, jika tidak berhasil mengimbangi militansi tersebut, maka berpotensi menggoyang posisi petahana. Arif menilai kubu Jokowi menggunakan strategi yang salah dengan melawan militansi dengan militansi yang tak sebanding. "Strategi yang lebih baik seharusnya dengan kreativitas. Sebab ceruk pemilih Jokowi saat ini, cenderung pemilih yang rasional," ujar Arif.

Toto Suryaningtyas, peneliti Litbang Kompas mengatakan, militansi pendukung Prabowo juga terpotret saat melakukan survei. Hanya saja, katanya, tingkat militansi tersebut tidak terukur dengan angka. Toto mengatakan, alasan pemilih Prabowo lebih militan karena narasi yang diciptakan kubu 02 ini lebih mengena. "Narasi tentang perjuangan kelas bawah dan isu ketidakadilan yang dimainkan 02 ini masuk ke pikiran masyarakat," ujar dia.

Menurut Toto, militansi pendukung 02 tersebut juga bisa terlihat dari elektabilitas Prabowo yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Sementara elektabilitas Jokowi cenderung menurun. Sebelumnya Litbang Kompas, seperti diberitakan Kompas.com, merilis hasil survei yang dilakukan pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019. Hasilnya elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, semakin tipis. Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO