Dewi Sandra: "Dapat Kiriman Jengkol Dari Mertua, Senang Sekali"

Wayan Diananto | 11 Februari 2017 | 14:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berpindah dari lokasi syuting dan karpet merah menuju majelis taklim, tidak membuat Dewi Sandra jetlag. Majelis taklim menarik kakinya untuk menapak ke bumi lagi. Ia seolah diberi tahu, “Dewi, kamu itu bukan siapa-siapa.”

Ia menyimpulkan, “Karpet merah hanyalah fatamorgana. Anda tampak keren untuk beberapa saat kemudian redup. Ada banyak kebaikan juga di sana. Untuk saat ini, saya punya prioriotas lain misalnya salat lebih khusuk. Bukan berarti majelis taklim mengubah saya menjadi orang lain.”

Ini sama seperti ketika dulu ia membintangi sinetron dengan rating dan share tinggi. Pretasi itu tidak membuatnya besar kepala lalu berubah sikap kepada orang lain. Kalau artis lain berubah sikap setelah film dan sinetronnya sukses, itu hak mereka. Dewi menegaskan ia tetap Dewi 20 tahun lalu. Tetap senang ke pasar dan naik ojek kalau sedang dikejar waktu. Mendengar jawaban ini, kami nyeletuk, “Jeung, dirimu kan ertong (artis-red) masa naik ojek?”

Dewi menjawab, “Masalahnya apa? Masalahnya, kan ada pada sudut pandangan orang lain. Memang masalah kalau saya naik ojek? Ada masalah kalau saya pergi ke pasar? Saya pergi ke Pasar Modern Bintaro, lo. Di sana, saya mendapat sayuran segar. Penjualnya jago berbahasa Inggris. Dari mereka saya belajar mengerti ciri petai yang benar-benar segar. Membedakan sayuran fresh dengan yang sudah beberapa jam lalu seperti apa.”

Dewi ke pasar berburu sayur yang segar, harga sederhana, dan bergaul dengan lebih banyak orang. Di pasar modern itu, ia membeli sayuran favorit suami: sayur pohpohan. Mendengar nama sayur itu, kami mengernyitkan dahi.

“Sayur pohpohan itu bentuk daunnya mirip daun mint dengan ukuran lebih besar. Dicocol pakai sambal sudah enak banget, lo. Apalagi makannya didampingi sayur asem dan ikan jambrong, Mas,” Dewi menjelaskan.

Sejak menikah dengan Agus Rahman pada 11 Desember 2011 lalu, Dewi belajar banyak hal.  Salah satunya, meracik sayur asem kuah bening.

“Bumbunya bawang merah, garam, air, dan sayur asem itu sendiri. Enggak pakai kunyit. Apalagi kalau dapat kiriman jengkol dari mertua, senang sekali! Rasanya enak. Hidup tidak harus glamor, kan?” pungkasnya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto