Tribute to Arswendo Atmowiloto: Harta yang Paling Berharga Adalah Keluarga

Redaksi | 3 Desember 2019 | 20:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Acara tribute (penghargaan atau persembahan) sering dibuat untuk penyanyi atau musisi yang masih hidup atau sudah meninggal, dalam bentuk pergelaran musik yang menampilkan karya-karyanya. Tapi kalau acara tribute dipersembahkan untuk seorang sastrawan dan wartawan, akan seperti apa kemasan acaranya? Pertanyaan ini yang menggelayut sejak awal ketika teman-teman mantan anak buah sastrawan dan wartawan legendaris Arswendo akan membuat acara Tribute to Arswendo Atmowiloto. 

Beberapa kali rapat di tempat berbeda, kata sepakat seputar konsep acara tak juga tercapai. Setelah berkali-kali ganti konsep, sementara waktu terus mengejar, akhirnya panitia yang diketuai Ricke Senduk memutuskan memilih menampilkan arswendo lewat berbagai karyanya. Jauh hari sebelum acara digelar, panitia sudah menekankan bahwa acara ini bukan sekadar mengenang, tapi juga sekaligus mengingatkan semua pihak soal peran penting Arswendo Atmowiloto sebagai sastrawan, wartawan, seniman, mentor, suami, ayah, kakek, dan juga pimpinan di berbagai media.

Semasa hidup Arswendo Atmowiloto dikenal sebagai sastrawan dan penulis yang sangat produktif lewat berbagai karyanya: novel, cerpen, skenario, opini, dll. Sebagai wartawan dan pemimpin media Arswendo juga punya catatan mengesankan dengan keberhasilannya membawa media yang dipimpin meraih sukses. Semua karya Arswendo itu tentu tak mungkin dirangkum dalam acara yang hanya berdurasi beberapa jam. Pilihan dan seleksi harus dilakukan. Supaya acara ini tetap relate dengan generasi sekarang, sebagai benang merah panita memilih karya Arswendo yang masih hangat dibicarakan, Keluarga Cemara. Maka tagline acara tribute to Arswendo Atmowiloto adalah Harta Berharga, diambil dari judul lagu soundtrack Keluarga Cemara.

Keluarga Cemara awalnya berupa cerita bersambung yang dimuat di majalah Hai. Pada akhir tahun 90-an cerita ini diangkat ke sinetron, dan sukses besar, sampai tayangan episode terakhir pada 2005. Dibintangi Adi Kurdi sebagai Abah, Lia Waroka sebagai Emak (kemudian digantikan Novia Kolopaking dan lalu Anneke Putri), juga Ceria Hade, Anisa Fujianti, Pudji Lestari sebagai anak-anak Abah. Generasi tahun itu pasti sangat akrab dengan serial ini juga soundtracknya yang indah itu. Tahun 2019 Keluarga Cemara diangkat ke layar lebar dengan pemain berbeda. Soundtracknya kembali dibuat dengan musik berbeda dan dinyanyikan BCL. Seperti sinetronnya film Keluarga Cemara juga mencatat sukses komersial dan meraih banyak penghargaan.

Keluarga Cemara, entah itu sinetron,film, lagu, memang identik dengan Arswendo Atmowiloto. Maka suasana haru juga syahdu sangat terasa ketika di ujung acara Tribute to Arswendo Atmowiloto, seluruh panita, pengisi, dan keluarga Arswendo, bersama-sama menyanyikan lagu Harta Berharga. Lirik lagu ini makin terasa menyentuh dan penuh makna. Harta yang paling berharga adalah keluarga/Istana yang paling indah adalah keluarga. Rasanya siapa pun sepakat dengan penggalan lirik lagu Harta Berharga ini.

Acara tribute to Arswendo Atmowiloto digelar Sabtu (30/11) malam di Sentra Jamu Indonesia, Grha Muncul Mekar, Jakarta. Dipandu Sonny Tulung, acara dimeriahkan penampilan Butet Kartaredjasa, Slamet Rahardjo, Renny Djajoesman, Dian Piesesha, Sandy Nayoan, Maudy Koesnaedi, dll. Acara ini dihadiri istri Arswendo Atmowiloto, Agnes Sri Hartini bersama anak, menantu dan para cucu.  Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, PT Sidomuncul dan Yayasan Karyawan Media Bintang Indonesia.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi