Pangeran Philip Hampir Tak Direstui Menikahi Ratu Elizabeth Karena Asal Usulnya

Vallesca Souisa | 10 April 2021 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu kisah cinta paling epik di awal 1940an adalah kisah cinta Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip, The Duke of Edinburg. Pasangan ini menjalani pernikahan selama lebih dari 7 dekade. Dipersatukan pada 20 November 1947, perjalanan cinta mereka bak dongeng. Adalah putri dari Raja Inggris George VI yang jatuh cinta lebih dulu pada pandangan pertama pada Pangeran dari Yunani bernama Philip. Mereka adalah sepupu jauh, dan Elizabeth jatuh cinta padanya sejak usia 13 tahun. 

Saat itu, Elizabeth muda yang berusia 13 tahun dan Philip berusia 18 tahun bertemu di pesta penikahan paman Elixabeth. Dalam semalam, Elizabeth terpesona dengan mata biru Philip, perawakannya yang gagah, dan wajahnya yang tampan. Perasaannya berdebar, wajahnya berseri, matanya berbinar, bahkan hingga kembali ke kediamannya. 

Pengasuh Elizabeth, Marion Crawford menggambarkan pertemuan pertama itu dan mengatakan kalau Elizabeth tak pernah melepaskan pandangannya dari Philip. Namun, di pertemuan pertama itu, Philip tak memberinya perhatian khusus. Dalam ulasan Majalah Vanity Fair, sepupunya Margareth Rhodes mengatakan cerita senada, “Dia (Elizabeth) tak pernah naksir pria lain selain Philip sejak saat itu,” ujarnya. Bahkan Elizabeth, tak memikirkan lelaki lain lagi, hanya Philip yang ia inginkan menjadi kekasihnya. 

Empat tahun kemudian, Elizabeth dan Philip bertemu lagi di British Royal Academy, ketika keluarga kerajaan mengunjungi akademi tersebut. Kali ini mereka berinteraksi dan mulai menjalin pertemanan. Sejak saat itu, Elizabeth suka menyurati Philip yang bertugas di British Navy, saat perang dunia II. Dalam buku The Little Princesses: The Story of teh Queen’s Childhood, yang ditulis oleh pengasuhnya Marion Crawford, dijelaskan pasangan ini cukup intens saling menyurati.  “Lilibet sangat bangga bisa surat menyurat dengan pria yang berjuang untuk negaranya,” terang Marion. 

Hubungan ini awalnya mengkhawatirkan pihak keluarga kerajaan. Keduanya memang masih saudara sepupu jauh, sama-sama cicit dari Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Namun, pihak kerajaan kurang menyukai latar belakang Philip, keponakan penguasa Yunani yang pernah diusir dan diasingkan dari negeri tersebut. Philip dianggap pangeran yang tak mempunyai kerajaan. Philip dianggap kurang kuat secara finansial. Meskipun, ia dibesarkan dan dididik di Inggris. Banyak orang juga menggap Philip yang keturunan Yunani-Denmark ini orang asing. 


Sementara Elizabeth sejak lahir murni dikelilingi oleh keluarga kerajaan. Dibesarkan dan dididik dalam lingkungan kerajaan terbesar saat itu. Memiliki tutor atau guru pribadi terbaik. Philip juga dianggap terlalu blak-blakkan dalam berbicara dan terlalu berani mengeluarkan pendapat, sehingga ini sempat mengganggu Raja George VI. Belum lagi, diketahui adik Pangeran Philip  menikahi bangsawan Jerman yang terkoneksi dengan Nazi. 

Di luar semua kerumitan itu, Pangeran Philip tetap nekat melamar Elizabeth pada musim panas tahun 1946, usai perang dunia II. Rumornya, Raja George dan Ratu saat itu sempat membawa Elizabeth dan adiknya tur ke Afrika Selatan selama 4 bulan. Tujuan sebenarnya untuk menjauhkan Elizabeth dari Philip dan mempertemukannya dengan pria lain. Namun upaya ini tampaknya gagal. “Perpisahan yang diatur itu tidak mengubah apapun. Ketika Lilbet sudah memberikan cintanya, dia memberikannya sekali untuk selamanya,” terang Marion.  Bahkan dari Afrika Selatan, Elizabeth tetap rajin menyurati Philip. 

Pada akhirnya Elizabeth dan Philip mendapat restu orang tua juga pada 9 Juli 1947. Pertunangan diumumkan secara resmi. Elizabeth menunjukkan cincin pertunangannya, dibalut dengan berlian, yang berasal dari tiara ibunya Philip. Setelahnya, persiapan pernikahan pun segera dilaksanakan. Pada  20 November 1947, Elizabeth dan Philip menikah di Westminister Abbey. Dihadiri 2000 undangan. 


 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor : Vallesca Souisa