Fast & Furious 7: Mengantre Mengenang Paul Walker

Panditio Rayendra | 6 April 2015 | 16:51 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - FAST & Furious 7, tengah menjadi film yang paling banyak dibicarakan.

Sukses secara box-office, Fast & Furious 7 (FF7) membuat sejumlah bioskop di Jakarta selalu terlihat penuh sesak. Itu pun banyak calon penonton yang kecewa karena kehabisan tiket.

Maklum, tiket sudah mulai dijual sejak 27 Maret. Sehingga seawal apa pun Anda datang ke bioskop, tetap kalah dari mereka yang beli di hari sebelumnya atau secara online.

Dari yang mulanya hanya satu-dua studio perhari, beberapa bioskop menambah layar menjadi tiga-empat studio. Momen long weekend Libur Paskah, turut berpengaruh pada membludaknya penonton.

Pantauan kami pada Minggu (5/4), ada 12 bioskop di Jakarta (tidak termasuk Tangerang / Bogor / Bekasi) yang menyediakan empat studio-nya untuk FF7.

Selain tergolong sebagai franchise yang berhasil FF7 juga dinantikan sejumlah orang karena ingin melihat sosok Paul Walker, yang meninggal pada 30 November 2013.

Seperti kita tahu, Paul meninggal dalam kecelakaan mobil sebelum proses syuting FF7. Mungkin sebagian penonton bertanya-tanya, bagaimana karakter Brian O' Conner yang diperankan Paul digambarkan dalam film ini? Dimatikan atau....?

Konflik dalam FF7 sudah dicuplik di film sebelumnya, Fast & Furious 6. Ada karakter baru, Deckard Shaw (Jason Statham) yang datang untuk menghabisi Dominic Toretto (Vin Diesel) dan kawan-kawan. Alasannya, Dom pernah meringkus Owen (Luke Evans), adik Deckard. 

Di tengah perseteruan antara Dom dan Deckard, muncul Mr Nobody (Kurt Russell) yang menawarkan bantuan pada Dom dengan syarat harus mencari seorang peretas profesional, Ramsey (Nathalie).

Adegan kebut-kebutan dan parade mobil mewah masih menjadi jualan Fast & Furious. Kalau boleh jujur, banyak sekali atraksi kebut-kebutan yang di luar logika. Jangankan kebut-kebutan, adegan Hobbs (Dwayne Johnson) melepas perban saja gayanya bak Hulk yang membesar dan merobek pakaiannya.

Namun segala adegan yang tak masuk di nalar ini eye-catching. Sutradara James Wan tahu cara betul memacu adrenalin penonton, sehingga mungkin sejenak Anda tak lupa masuk akal atau tidak adegan yang Anda saksikan.

Naskah garapan Chris Morgan dan Gary Scott Thompson juga cukup konsisten mengusung pentingnya arti keluarga bagi Dom dan kawan-kawan.

Usai segala baku hantam, bersiaplah perasaan Anda dibuat tak karuan di penghujung film. Terlebih setelah tulisan 'For Paul' muncul di layar. Mungkin ini sebuah perpisahan, tapi bukan akhir dari waralaba.

(ray/gur)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor : Panditio Rayendra