Benarkah Marshanda Mengalami Gangguan Kejiwaan?
TABLOIDBINTANG.COM - APA yang dialami Marshanda akhir-akhir ini cukup menyita perhatian masyarakat. Sejak kasus perceraiannya dengan Ben Kasyafani ditambah peluncuran video "The Unspoken Episode 2: Letter to God by Marshanda" dan pelepasan hijabnya, bintang sinetron "Bidadari" ini terus menuai kontoversi dan komentar.
Namun yang baru-baru ini menghebohkan merupakan penjelasan bintang pemilik nama lengkap Andriani Marshanda yang mengaku "dipasung" sang ibu di Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Alhasil, masyarakat pun bertanya, apa yang sebenarnya terjadi dengan Marshanda?
Tak sedikit yang menyimpulkan Marshanda mengidap gangguan jiwa, seperti dituduhkan ibunya. Salah satu indikasinya adalah video Youtube yang diunggahnya pada 2009 silam, dan menampilkan dirinya tengah berteriak dan mencaci teman-temannya.
Bicara mengenai gangguan jiwa, seorang pengurus organisasi bernama Bipolar Care Center pernah mengungkapkan, Marshanda juga salah satu pengidap Bipolar. Hal itu dibenarkan oleh manajemennya, hanya saja Marshanda belum mau terbuka pada khalayak soal penyakitnya itu.
Sejumlah sumber mendefinisikan gangguan bipolar (bipolar disorder) sebagai gangguan pada perasaan seseorang akibat masalah di otak, ditandai dengan perpindahan (swing) mood, pikiran, dan perubahan perilaku. Penderita mengalami perubahan mood yang dramatis, dari episode manic dan episode depresi selama periode waktu tertentu. Episode manic ditandai dengan kondisi mood yang sangat meningkat (hipertimik) atau irritable (mudah marah dan tersinggung), episode depresi ditandai dengan mood yang sangat menurun (hipotimik). Di antara kedua episode mood tersebut terdapat masa mood yang normal (eutimik).
Bipolar hanya salah satu dari jenis gangguang kejiwaan. Mental Health Association Forsyth County North Carolina menyebutkan 5 kategori utama gangguan jiwa. Setiap gangguan juga memiliki gejala, ciri-ciri dan penyebab berbeda.
Pertama, merupakan gangguan kecemasan. Hampir setiap orang pernah merasakan kecemasan dalam bentuk berbeda. Namun kecemasan yang tak tertangani mampu pecah menjadi luapan kecemasan yang tidak tersalurkan secara baik, dan semakin menjadi ketika kondisi tidak tepat.
Pada akhirnya sulit untuk ditangani oleh individu yang mengalaminya. Beberapa contoh merupakan serangan panik, kilas balik mengenai kejadian yang menimbulkan trauma serta mimpi buruk. Ada pula yang berhadapan dengan phobia, serta gangguan kecemasan yang diakibatkan gejala fisik seperti kelelahan, sakit kepala maupun rasa sesak.
Kedua gangguan mood. Terkadang sesorang berada dalam mood bahagia sepanjang hari, lalu tiba-tiba mengalami penurunan mood drastis akibat suatu hal. Hal ini kemudian dapat mengakibatkan depresi.
Gangguan mood seperti ini dapat menyerang siapapun mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ini ditandai dengan perasaan kosong, sedih dan cemas, kehilangan atas minat dan daya tarik terhadap kegiatan yang semula digemari, perasaan putus asa dan pesimis. Juga, pikiran seputar kematian dan bunuh diri. Dapat pula berakibat pada gangguan bipolar yang melibatkan satu atau lebih episode seperti mania dan depresi.
Ketiga, gangguan schizophrenia, yakni gangguan mental yang membuat penderitanya kehilangan kemampuan berpikir dan mempercayai hal-hal yang ada di luar realitas. Ini dapat berupa halusinasi atau delusi yang didasari oleh hal di luar kenyataan sebenarnya.
Meski belum diketahui penyebab pastinya, ini diduga diakibatkan oleh ketidakseimbangan yang terjadi di dalam otak yang akhirnya mengakibatkan hal ini serta berbagai faktor seperti lingkungan dan gen.
Keempat, merupakan dementia atau gangguan perubahan kognisi otak. Ini ditandai oleh beberapa gejala seperti lupa ingatan, perubahan perilaku emosional, kepribadian, bahasa, penilaian dan persepsi. Beberapa penyebab dementia dapat diakibatkan oleh kerusakan otak serta penyakit seperti parkinson, sifilis dan HIV/AiDS.
Kelima, gangguan makan. Merupakan kategori utama terakhir yang meliputi gangguan jiwa secara umum. Tak boleh dianggap remeh, gangguan makan menjadi hal yang sangat serius sekaligus mematikan jika tidak ditangani.
Kondisi ini umumnya menyerang orang dewasa, khususnya wanita. Biasanya, ditandai dengan porsi makan yang semakin berkurang atau sebaliknya, semakin bertambah dibandingkan sewajarnya. Gangguan makan ini juga terbagi mejhadi beberapa gangguan lainnya seperti anorexia dimana seseorang sengaja menahan lapar serta bulimia dimana makanan sengaja dimuntahkan kembali.
Melihat keterangan 5 kategori umum gangguan di atas, mungkinkah Marshanda mengidap salah satunya?
(tika/gur)
-
Berita
Kurangnya Perhatian Orang Tua pada Anak Picu Gangguan Bipolar
aura.co.idSenin, 24 Februari 2020 -
Berita
Kurangi Konsumsi Obat, Marshanda Ungkap Bipolar yang Diidapnya Tidak Seperti Dulu
SupriyantoJumat, 15 November 2019 -
Berita
Jangan Anggap Remeh! Ini yang Membuat Ariel Tatum Depresi hingga Coba Bunuh Diri
Ari KurniawanMinggu, 20 Oktober 2019 -
Berita
Diam-diam ke Psikiater, Ariel Tatum Didiagnosis Bipolar Disorder
Ari KurniawanSabtu, 19 Oktober 2019 -
Peristiwa
Pria Bermotor Diamankan Polisi karena Berteriak Mengaku Teroris Anak Buah Amrozi
TEMPOKamis, 14 Maret 2019 -
Korea
Agensi Minta Fans Tidak Mengganggu Jang Geun Suk Selama Wajib Militer
Nanda Indri HadiyantiRabu, 1 Agustus 2018 -
Korea
Jang Geun Suk Berjuang Melawan Bipolar, Namun Seperti Ini Hasilnya
Rizki Adis AbebaJumat, 6 Juli 2018 -
Korea
Jalani Tes Kesehatan Wajib Militer, Jang Geun Suk Terungkap Idap Bipolar
Andira PutriJumat, 6 Juli 2018 -
Berita
Didiagnosis Bipolar 17 Tahun Lalu, Ini Cara Mariah Carey Mengatasinya
YuriantinKamis, 12 April 2018