Kami Senang Sekali: JiFFest Is Back!

Administrator | 8 November 2013 | 13:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - BAGI movie-buff alias penggemar film yang tinggal di Jakarta atau sekitarnya sebuah singkatan, "JiFFest", sangat berarti.

Singkatan dari "Jakarta International Film Festival" itu punya banyak arti lantaran banyak dari penggila film--terutama mereka yang tak melulu doyan film Hollywood yang disuguhi di bioskop--tumbuh bersama JiFFest.

Ya, banyak dari penggemar film, yang kini mungkin sudah bekerja di media jadi pengulas film, sineas, atau sekadar pekerja kantoran punya kenangan dengan JiFFest. JiFFest selalu dinanti kehadirannya oleh penggemar film saban akhir tahun. Ketika festival ini vakum selama dua tahun, banyak yang menyayangkannya. Terutama para movie-buff yang tumbuh bersama JiFFest.

Saya pun ikut tumbuh bersama JiFFest. Walau bukan penggemar fanatik, alias tak seluruh film di festival tahun itu saya tonton, JiFFest ikut membentuk saya memahami fim-film yang baik. Tidak cuma menonton film, pada JiFFest 2008 saya ikut "Master Class: Film Criticism", berguru pada kritikus film Variety yang berbasis di Australia Russell Edwards. Saya juga pernah membaca, penulis skenario Salman Aristo juga belajar banyak dari workshop penulisan skenario di JiFFest. 

Saya tentu mendengar selentingan, keberadaan festival macam JiFFest kian terasa kurang siginifikansinya bagi penggemar film, terutama generasi baru yang tak tumbuh bersama JiFFest. Generasi selepas 2010 tentu makin gampang memperoleh film-film jenis apapun. DVD bajakan yang merajalela menyediakan film-film festival khas JiFFest. Tak menemukan DVD di lapak, tinggal cari file-nya di dunia maya lalu unduh.

Generasi ini tak merasakan riuh dan girangnya ketika nonton film alternatif di bioskop saat JiFFest awal di tahun 1999 hingga awal 2000-an. Syahdan, yang kita dengar saat JiFFest adalah, alih-alih beli tiket nonton filmnya di bioskop, orang membawa katalog JiFFest dan cari DVD bajakannya.

Namun, sejatinya, festival macam JiFFest harus terus ada. Bukan saja pengalaman nonton di bioskop memang beda dengan nonton di DVD atau laptop, tapi sebagai acara kebudayaan acara ini harus dilestarikan. Makna kata festival sejatinya adalah perayaan. JiFFest adalah perayaan. Pesta bagi pecinta film.

Maka, ketika mendengar JiFFest bakal digelar lagi tahun ini, saya bertempik sorak kegirangan. Yeay, JiFFest is back!

Tahun ini JiFFest digelar dari 15-30 November. Apa yang istimewa dari JiFFest kali ini?

Sebelum membincangkan film-film yang disuguhkan, penyelenggaranya, direkturnya Shanty Harmayn (salah satu pendiri JiFFest) dan Aoura Lovenson Chandra (bos Muvila.com, situs film yang menjadi mitra utama JiFFest tahun ini), mewanti-wanti JiFFest tahun ini sedikit beda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pertama, dari segi persiapan, Shanty mengatakan jika tahun-tahun lalu JiFFest disiapkan selama 9 bulan penuh sebelum hari H, tahun ini tak sampai setengahnya. "Bahkan kurang dari setengahnya," aku Shanty saat jumpa wartawan mengumumkan JiFFest kembali di The Ice Palace, mal Ciputra World, Jakarta, Jumat (8/11) sore.

Hal ini mendatangkan konsekuensi, JiFFest tahun ini mungkin tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Penyelenggara juga sadar akan hal ini. "Kami sedang merangkak dari awal lagi," kata Shanty.

Yang beda pula, bila tahun-tahun sebelumnya penggila film bisa nonton film seminggu lebih saban hari. Kali ini hanya akhir pekan, Jumat-Minggu. Ya, mengecek jadwal yang dibagikan ke media, JiFFest 2013 persisnya berlangsung 15-17 November (Jumat-Minggu), 23 November (Sabtu), dan 29-30 November (Sabtu, Minggu).

Sekarang soal suguhan film-filmnya. Well, jujur, beberapa sih memang DVD bajakannya sudah dengan mudah bisa ditemukan di lapak-lapak DVD bajakan, tapi menonton filmnya dalam keremangan bioskop tetaplah keistimewaan tersendiri.

Yang patut dicatat, di JiFFest kali ini penggila film-film alternatif bakal disuguhi Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya, The Perks of Being a Wallflower, The Bling Ring, Ilo Ilo, 12 Years a Slave, A Touch of Sin, Metro Manila, Rurouni Kenshin, dan film terbaru Bong Joon Ho Snowpiercer.

Selain suguhan film akan diadakan pula Filmmaker's Night ajang bagi sineas berbagi cerita serta nonton film di layar tancap (open air cinema) di Monumen Nasional.

Well, walau hanya demikian JiFFest tahun ini, we glad JiFFest is finally back!

(ade/ade)

Penulis : Administrator
Editor : Administrator