"Make Money", Komedi Gelap yang Berupaya Mencerahkan

Administrator | 19 November 2013 | 15:17 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - MAKE Money (MM) memberi pendekatan melucu berbeda.

MM mengingatkan kita pada suasana Silver Lining Playbook atau Burn After Reading yang mengantongi nominasi Golden Globes. Sedikit suram dan itu berasal dari plot naskahnya. Premisnya sederhana, soal hidup yang berputar seperti roda.

Tri Mulyono (Ray Sahetapy), pendiri agensi iklan Bamboom, mangkat. Sebelum meninggal, Tri menulis wasiat di atas meterai. Isinya, seluruh harta dan aset usaha diberikan kepada Odi (Ence Bagus), si pemulung sampah yang menolong Tri saat ditabrak gerobak.

Wasiat itu otomatis menempatkan kedua anak Tri, Rahmat (David Saragih) dan Aris (Pandji Pragiwaksono), sebagai orang miskin baru. Mereka menyusun rencana agar bisa kaya lagi. Caranya, mencari ibu (Ratna Riantiarno) yang dicerai Tri sejak Rahmat dan Aris masih kecil.

Sementara Bamboom di bawah komando Odi berada di ujung tanduk. Dua pegawai Tri, Putut (Albert Halim) dan Bono (Verdi Solaeman) hengkang, mendirikan agensi iklan baru, yang mengancam eksistensi Bamboom. MM di satu sisi menunjukkan, mencari sponsor pendanai film bisa dilakukan lewat berbagai cara kreatif. Salah satunya, mengoptimalkan kinerja tim naskah agar menemukan celah untuk dimasuki produk. Memilih biro iklan sebagai latar cerita salah satunya.

Biro iklan memudahkan tim marketing MM menemukan klien, sekaligus melempangkan jalan film ini berproduksi. Vendor operator seluler sebagai klien yang diperebutkan Bamboom dan Bon&Bon (perusahaan yang didirikan Bono-red) terasa masuk akal dan bisa dimaklumi penonton. Titik lemahnya justru terletak pada karakter dan penyelesaian yang tergesa-gesa.

Kepercayaan di dunia periklanan terbentuk menahun. Kesempatan kedua yang diraih Bamboom rasanya terlalu cepat dengan hasil yang terasa instan. Satu lagi, karakter Odi. Dari segi akting, Ence sukses membawa Odi menjadi karakter yang menggemaskan sekaligus mengetuk hati nurani penonton.

Masalahnya, ketika karakter ini dipetakan terhadap karakter lainnya, terasa absurd. Bagaimana Aris dan Rahmat begitu mudah menerima kehadirannya? Beruntung, MM memilih genre komedi. Atas nama komedi, keinstanan dan absurditas terasa masuk akal. Toh, secara keseluruhan menghibur. Seperti biasa, Haqi Achmad memiliki cara agar penonton pulang tidak dengan hati hampa. Ada sesuatu yang mencerahkan batin kita.* 

Quote: "Kata orang, generasi pertama adalah generasi yang susah payah mencari serta mengumpulkan uang. Generasi kedua adalah generasi yang sibuk menghabiskan uang."

Pemain: Pandji Pragiwaksono, Ray Sahetapy, Ence Bagus, David Saragih, Verdi Solaeman
Produser: Syaiful Mathan, Sean Monteiro
Sutradara: Sean Monteiro
Penulis: Haqi Achmad, Sean Monteiro
Produksi: Bamboom Productions
Durasi: 90 menit

(ade/ade)

Penulis : Administrator
Editor : Administrator