Tenun Ikat Sikka dari Nusa Tenggara Timur Berpeluang Masuk Ke Pasar Mode Dunia

Wayan Diananto | 14 Februari 2019 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selain keindahan Labuan Bajo dan Komodo, Nusa Tenggara Timur juga dikenal berkat kain Tenun Ikat Sikka. Kain tenun ini telah dilindungi kekayaan intelektualnya melalui Indikasi Geografis dengan sertifikat ID G 056 rilisan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sejak 8 Maret 2017. Kain Tenun Ikat Sikka menjadi tenun ikat pertama di Tanah Air yang memperoleh perlindungan hukum kekayaan intelektual.

Bagi Anda yang ingin mengenal kain Tenun Ikat Sikka lebih dekat, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenun Ikat Sikka bersama Yayasan Sahabat Cipta menggelar pameran, lelang, dan penjualan Tenun Ikat Sikka pada 15 sampai 17 Februari 2019 Hotel Atlet Century Park, Jakarta. Acara bertajuk "Tenun Ikat Sikka Auction and Marketplace 2019" ini menghimpun dana untuk memberikan bantuan kepada para penenun dan pelaku kreatif agar usaha mereka lestari.

"Kami ingin regenerasi penenun terjadi. Beberapa upaya yang telah kami lakukan di antaranya mendata penenun, menjaga mutu dan keaslian tenun, melakukan promosi serta pemasaran, menjalin kemitraan, dan yang tak kalah penting memberikan edukasi maupun pelestarian. Mayoritas penenun berusia tua. Jika tidak ada regenerasi, kain Tenun Ikat Sikka terancam punah," terang Ketua MPIG Tenun Ikat Sikka, Oscar Mandalangi Pareira, di Jakarta, pekan ini.

Selama 3 hari, pencinta, kolektor, dan penggiat wastra tenun Indonesia serta masyarakat dapat berburu produk kain Tenun Ikat Sikka dengan beragam motif. Setiap motif memiliki cerita dan makna filosofi. Konsultan Merek dan Peneliti Tren, Isabel Apaestegui Macedo mengulas, folklore (cerita rakyat) telah memengaruhi industri desain dan mode saat ini.

"Ini membuka peluang bagi Tenun Ikat Sikka untuk masuk ke pasar desain dan mode kelas dunia karena memiliki diferensiasi pasar, yaitu motif flora fauna yang indah, makna dibalik setiap motif, dan penggunaan bahan-bahan alam," ujar Isabel.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait