Setelah Banjir Surut Waspada Membawa Bibit Penyakit, Terutama untuk Anak-anak

Redaksi | 26 Februari 2020 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Banjir lagi, dan lagi.. Bukan hanya merusak benda-benda di sekelilingnya, tapi dampak banjir juga membawa bibit penyakit.

Bibit-bibit penyakit ini kerap mengincar anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam masa perkembangan. Salah satu yang paling kentara, penyakit kulit.

Dr. Ganda Anang Sefri Ardiyanto (29) mengatakan, "Penyakit kulit kerap ditemui pascabanjir karena air tercemar bibit penyakit. Ingat, air sarana yang digunakan untuk mandi. Maka kulit yang akan mengalami paparan pertama. Kulit anak-anak lebih sensitif, sehingga ketika terkena air yang tercemar segera menimbulkan gatal-gatal (karena proses alergi)."

Untuk menghindari hal itu orangtua diharapkan menggunakan air dari sumber yang bersih atau yang sudah diberi disinfektan. Gunakan sabun sesuai dengan karakter kulit masing-masing. Ancaman berikutnya, diare. Air yang tercemar genangan banjir memungkinkan bakteri berkembang lebih pesat. Diare salah satu ancaman terbesar bagi seluruh anggota keluarga. 

"Yang perlu diwaspadai orangtua ketika si kecil diare adalah derajat dehidrasi yang ditentukan oleh penurunan berat badan lebih dari 2,5 persen. Cirinya, anak gampang gelisah atau rewel, matanya terlihat cekung, terlihat sangat haus, lahap minum. Kalau sudah begini, si kecil perlu dibawa ke pusat layanan kesehatan. Jangan ditunda agar tindakan medis dapat ditempuh," Ganda mengingatkan. 

Lagi ia menambahkan, "WHO menganjurkan empat hal penting dalam penanggulangan diare si kecil. Pertama, penggantian cairan (rehidrasi oral). Kedua, bagi batita, pemberian makanan terutama ASI harus diteruskan selama diare. Ketiga, tidak disarankan menggunakan obat antidiare (kecuali jika sudah diketahui penyebab diare). Keempat, berikan penjelasan terhadap ibu dalam hal pola pengasuhan di rumah. Misalnya, cara pembuatan oralit dan cara memberikannya."

Di luar penyakit kulit dan diare, ada pula penyakit pencernaan. Tifus misalnya. Dalam hal ini makanan menjadi faktor penentu. Gejalanya berupa demam yang meningkat pada sore-malam hari dan menurun pada pagi atau siang. Bisa juga disertai gangguan saluran pencernaan seperti diare, mual, dan muntah. Waspadai pula Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Infeksi disebabkan oleh virus, bakteri dan mikroba lain. Gejala utamanya batuk, pilek, dan demam.

Gejala yang lebih berat berupa sesak nafas, nyeri dada, dan nafas pendek. Pertolongan pertama yang dapat diberikan sebelum dibawa ke dokter, istirahat, cukup makan, dan berikan obat berdasarkan gejala. Namun, apabila tidak terjadi pengurangan gejala misalnya, demam semakin tinggi, anak susah bernafas, terdengar bunyi "nggrok-nggrok" saat bernafas, rewel atau bahkan tidak sadarkan diri, Anda harus membawa si kecil ke rumah sakit terdekat.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait