Body Shaming Tak Hanya Bikin Stres, Kesehatan Fisik Ikut Memburuk

TEMPO | 2 Mei 2019 | 17:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perbuatan mengkritik bentuk tubuh seseorang atau body shaming kini sering terjadi di media sosial. Namun tanpa disadari kita pun sering melakukannya terhadap diri sendiri.

Beberapa mungkin akan membalas body shaming dengan memberikan alasan di balik penampilan fisiknya yang terlihat lebih kurus atau lebih gemuk. Namun, beberapa orang mungkin merasa malu setelah mengalami body shaming.

Mmenurut sebuah studi dalam Journal of Behavioral Medicine, hal ini dapat berdampak pada kesehatan mereka secara keseluruhan yang lebih buruk. Kepala peneliti Jean Lamont, Ph.D., berteori bahwa wanita yang merasa malu bahwa tubuh mereka tidak ideal juga merasa malu dengan fungsi tubuh alami seperti menstruasi, berkeringat, dan makan.

Ini kemudian menyebabkan wanita untuk menolak perawatan normal tubuh mereka terhadap hal-hal ini, membuat diri mereka sakit dalam prosesnya. Pada dasarnya, Lamont mengatakan bahwa jika tidak menyukai tubuh Anda maka tidak Anda ingin mengubahnya.

Mengutip laman Shape, Lamont melakukan survey terhadap 300 wanita muda dalam penelitian tersebut. Dia menemukan bahwa wanita yang merasa sangat malu dengan tubuhnya mengalami infeksi paling sering, kondisi kesehatan mengalami penurunan, dan mengalami lebih banyak gejala penyakit, seperti diare dan sakit kepala. “Rasa malu itu menyebabkan kesehatan fisik menjadi buruk,” ujar Lamont.

Body shaming juga tidak akan membantu seseorang menurunkan berat badannya. Sebuah studi lain di Inggris menemukan bahwa meskipun orang mengatakan bahwa mempermalukan diri sendiri atau orang lain akan membuat penurunan berat badan, justru memiliki efek sebaliknya. Menurut para periset, orang-orang yang dipermalukan karena berat badan mereka, akan mengalami kenaikan berat badan sekitar tiga setengah kilogram.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait