Hanung Bramantyo Belakangan Merasa Susah Berkreasi. Mengapa?

Wayan Diananto | 2 Oktober 2017 | 05:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hanung Bramantyo (41) merasa belakangan kurang bebas berkreasi dan berekspresi lewat film. Hanung Bramantyo menyebut, beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia sangat sensitif. Sineas peraih 2 Piala Citra itu mengingat saat melahirkan film Jomblo 11 tahun silam, ia mendapat protes dari gerakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung.

Mereka komplain terkait penggambaran karakter mahasiswa ITB dalam film yang terkesan playboy dan seterusnya. "Padahal dalam film itu tidak menyebut nama universitas sama sekali. Saya menyebut Universitas Negeri Bandung. Mungkin, karena ada Bandung-nya. Makanya saya bikin disclaimer di awal film Jomblo versi 2017. Saya bilang bahwa di film ini, semua fiksi," terang Hanung Bramantyo di Jakarta Selatan pekan ini.

Dalam film Jomblo versi 2017, Hanung Bramantyo dan penulis naskah Adhitya Mulya dan Ifan Ismail bahkan tidak menyebut nama kota mana pun. Kota dalam film itu disebut dengan kota B. B dalam film bukan merujuk pada Bandung, Yogyakarta, atau Jakarta. Hal lain yang membuat Hanung Bramantyo semakin sulit berekspresi, karena LSF sekarang menjadi kecil. Lembaga yang besar itu, menurut Hanung, adalah ormas. Merekalah LSF yang sesungguhnya.

"Kami yang mau berkarya agak kerepotan. Apa yang sudah diluluskan LSF itu baru tahap pertama. Lulus yang kedua setelah sebuah film turun dari layar bioskop (karena masa edar sudah selesai). Kadang, ada film yang baru 3 sampai 4 hari tayang di bioskop dipaksa turun. Ini saran dari majelis hakim yang menyidang saya ketika kasus film Soekarno. Majelis hakim saat itu bilang, 'Kalau dalam film itu kamu tulisi di depannya bahwa ini adalah fiksi, selesai kasusnya," cetus Hanung Bramantyo.

( wyn / wyn )

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait