Kirim Dokumen dan Makanan Kini Bisa Lewat Bidonesia Cycling Team

Wayan Diananto | 22 Desember 2017 | 07:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pernah menonton film Premium Rush yang dibintangi Joseph Gordon Levitt? Dalam film itu, ada komunitas pesepeda yang membuka layanan antar dokumen dari satu titik ke titik lain. Di kehidupan nyata, biasanya layanan macam ini dilakukan ojek aplikasi. Namun, di Jakarta dan Tangerang Selatan, layanan ala Premium Rush benar-benar ada. Layanan ini diprakasai komunitas Bidonesia Cycling Team.

Komunitas ini terbentuk dan melakukan kegiatan bersama sejak 2010. Bidonesia berdiri secara resmi pada 23 Oktober 2016. Ide memberikan layanan antar dokumen dan makanan ini bermula dari rasa bosan karena aktivitas bersepeda yang gitu-gitu aja. Pendiri Bidonesia, Niki Bagoes Rizky dan teman-teman kemudian mengemas ulang kegiatan bersepeda agar terasa lebih menyenangkan, komunikatif, dan bermanfaat bagi orang lain.

"Awal tahun ini, kami bikin event Menteng Sucks lalu program sejenis menular ke kota-kota lain. Antusias masyarakat sangat tinggi. Kegiatannya dari lomba bersepeda, coaching clinic untuk anak-anak tentang penting safety riding, dan seterusnya," urai Niki di Jakarta, pekan lalu.

Diakui Niki, aktivitas bersepeda lima tahun lalu sangat populer. Saking populernya sampai dibikinkan lagu oleh RAN. Lantas apa yang membuat popularitas bersepeda menurun? Niki mengulas, susutnya pamor bersepeda karena faktor magic. Lagipula tak semua negara kehilangan gairah bersepeda. Niki mencontohkan, komunitas pesepeda di Tokyo, Sidney, dan Melbourne tetap bergairah hingga sekarang. Itu sebabnya Bidonesia berkomitmen untuk terus menggeliat.

"Kami terinspirasi dari kata bidon yang artinya wadah air atau botol minum untuk olahraga. Kami ingin menjadi wadah bagi sebanyak mungkin orang. Komunitas ini diperkuat personel sebanyak 50 orang namun yang aktif di Jakarta sekitar 30. Selain itu ada komunitas di Banjarmasin, Palu, Malang, Bali, Solo, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, dan Lampung. Di tiap kota, jumlah personelnya sekitar 50 orang," Niki memaparkan.

Kebanyakan yang diantar para personel Bidonesia berupa makanan, dokumen, dan sepatu dengan berat maksimal 5 kg dan jarak tempuh maksimal 15 km. Di atas 15 km dikenakan biaya 2.500 rupiah per kilometer. Pemesanan bisa dilakukan lewat aplikasi WhatsApp.

"Order rata-rata per hari mencapai 85. Tidak ada kuota minimal berapa order yang harus dipenuhi para personel. Saya misalnya, dalam sehari pernah menangani 22 kiriman dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Lalu keesokan harinya saya ambruk. Ha ha ha!" pungkasnya.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait