Jangan Sampai Bertengkar di WhatsApp, 6 Cara Ini Bisa Membantu Anda Menghindarinya

Wida Kriswanti | 21 Agustus 2021 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Komunikasi lewat WhatsApp semakin diandalkan di masa kehidupan yang serba online seperti sekarang ini. Selalu ada percakapan baru dengan orang-orang yang juga baru dikenal. Misalnya, wali kelas anak yang baru dan rekan orang tua murid yang juga baru.

Ini berarti fase penyesuaian diri lagi dari awal. Dalam situasi seperti ini, etika berbalas pesan singkat mesti selalu dikedepankan. Mengingat hubungan yang belum terlalu akrab dan karakter atau kepribadian yang belum terbaca.

Membantu Anda memahami kembali etikanya, berikut ini 6 cara terbaik berinteraksi dengan seseorang yang baru dikenal--atau belum akrab--lewat WhatsApp. Seperti yang dilansir dari Goody Feed. Minimal menghindarkan Anda dari kemungkinan melakukan chat pertengkaran.

1. Tenangkan diri

Kita bisa mengontrol diri sendiri. Namun sulit bagi kita mengontrol orang lain. Akan ada saja kemungkinan kita menerima chat yang tidak menyenangkan. Menyapa dengan tidak sopan, chat yang bertubi-tubi, hingga yang sekonyong-konyong marah-marah pun ada. Maka gunakan perasaan Anda sebagai kontrol. Jika Anda merasa emosi, walau cuma sedikit, setelah membaca chat yang masuk, lekas tarik napas dalam-dalam, tenangkan diri. Melakukan jeda walau sebentar akan memberi banyak perbedaan ketimbang langsung membalas chat.

2. Jangan lupa emoticons

Kelemahan chat karena kita tidak bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara. Sebuah kalimat biasa bisa disalahpersepsikan, tergantung mood orang yang membacanya. Misalnya Anda menulis, "Jadi maunya bagaimana?", jelas akan dipersepsikan lebih positif jika disertai emoticons senyum di akhir kalimat seperti ini, "Jadi maunya bagaimana? :)". Akan tetapi perlu diingat, penggunaan emoticons juga tidak berlebihan. Sekali lagi, jika Anda belum terlalu akrab dengan seseorang yang sedang menjadi lawan bicara. Emoticons senyum selalu paling aman.

3. Jangan bahas topik sensitif

Chat yang awalnya berupa obrolan normatif atau basa-basi, belum tentu bisa digiring menjadi obrolan yang lebih personal. Anda harus pintar-pintar membaca mood lawan chatting. Kalau obrolan memang tidak bisa melebar, jangan paksakan. Lebih baik mengakhiri chat dalam damai ketimbang canggung atau tak enak hati.

4. Tawarkan percakapan langsung lewat telepon

Jika pada satu waktu Anda benar-benar merasa ada yang perlu diobrolkan secara panjang lebar, maka sebaiknya Anda mengajukan menghubungi lewat sambungan telepon. Tidak semua orang suka dan nyaman berbalas chat panjang-panjang. Tunggu balasannya dulu, lalu ikuti apa maunya orang tersebut.

5. Utarakan perasaan Anda

Anda tidak pernah bermaksud buruk terhadap lawan chatting. Maka ketika Anda merasa telah terjadi sesuatu yang salah atau kemungkinan kesalahpahaman, jangan ragu untuk mengutarakan perasaan Anda secara jujur. Misalnya, "Sepertinya pernyataan saya menyinggung, ya?(sertakan emoticons sedih sebagai ekspresi merasa bersalah atau meminta maaf)" atau "Ya ampun maaf, saya kok malah jadi curhat". Dengan kalimat yang jujur, luwes, serta penambahan emoticons yang tepat, bisa jadi malah mencairkan suasana dan menambah keakraban.

6. Jangan bahas perdebatan yang telah lalu

Satu atau dua kali perdebatan mungkin tak terhindarkan, sekeras apapun Anda berusaha menghindarinya. Lantas apakah ini membuat Anda jadi takut atau segan mengirim chat duluan? Tidak perlu. Asalkan Anda tidak memancing-mancing keributan dengan mengungkit-ungkit perdebatan yang telah lalu. Sapa lagi saja dengan perasaan yang tenang dan dengan bahasa yang baru.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait