Amitabh Bachchan Cerita Efek Psikologis Diisolasi Karena Covid-19

Vallesca Souisa | 29 Juli 2020 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Megabintang Bollywood Amitabh Bachchan, sejak pertengahan juli lalu diisolasi di rumah sakit Mumbai karena positif Covid-19. Amitabh menuangkan apa yang dirasakannya selama diisolasi melalui tulisan nya di dalam blog. Covid-19 ternyata tidak hanya menyerang sistem pernapasan, tapi juga menyerang kondisi mental penderitanya. Amitabh menuliskan, penyakit ini benar-benar berdampak pada kesehatan mentalnya. 

Tidak ada satu pun orang yang bisa diajak berinteraksi di ruang isolasi. Kalau pun ada petugas yang masuk, mereka minim sekali berbicara. Tak terlihat ekspresi. “Dalam kegelapan malam, dan dinginnya ruangan, saya bernyanyi dengan mata tertutup, berusaha untuk tidur. Saya benar-benar sendiri di ruangan itu. Tak ada seorang pun disana, tak ada kebebasan. Hanya dalam kebesaran dan kemurahan hati Tuhan, saya berharap kebebasan itu kan segera datang.” 

Virus ini bekerja sangat efektif. Dia tidak hanya menyerang tubuh kita tetapi juga memengaruhi kondisi mental kita. Penyakit ini tidak terlihat, tapi bisa memengaruhi dan mempermainkan pikiran kita.  “Pasien Covid-19 diisolasi di rumah sakit sendiri. Tidak bisa melihat manusia lainnya selama berminggu-minggu. Ya, memang ada suster dan dokter yang datang mengunjungi dan memberikan obat, tetapi mereka datang dengan busana APD dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan kamu tidak dapat mengenali wajah mereka, seperti apa ekspresi mereka. Semuanya tertutup dengan masker, faceshield, dan kacamata pelindung,” ungkap Amitabh. 

Semuanya bagi Amitabh hanya terlihat putih, dan seperti robot. Suster hanya meninggalkan obat, lalu pergi. Karena berlama-lama di ruangan isolasi, membuat mereka khawatir terkontaminasi. 

Melalui blog-nya, aktor yang dijuluki Big B ini juga berbagi rasa takutnya selama masa isolasi ini. Ia mengkhawatirkan, bisa mengalami depresi karena rasa kesepian. Atau terkena sindrom pariah. Situasi yang bisa membuat seseorang ke tingkat depresi yang lebih dalam. 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait