Shaheer Sheikh Di Maipa Deapati & Datu Museng Bikin Mupeng

Vallesca Souisa | 24 Januari 2018 | 23:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Minggu (21/1) siang Tabloidbintang.com diundang ke acara nonton bareng film Shaheer Sheikh “Maipa Deapati & Datu Museng” oleh ShaheerSINA FC, komunitas fansnya Shaheer Sheikh di Artha Gading, Jakarta Utara. Sebenarnya, film kolosal yang mengisahkan percintaan pejuang asal Makassar itu sudah tidak tayang di bioskop hari itu. Film Indonesia kedua Shaheer Sheikh yang rilis 11 Januari ini hanya bertahan 5 hari di Jakarta, dengan raihan total jumlah  penonton 64 ribu orang.

Namun di Minggu siang itu para penggemar setia Shaheer Sheikh, secara khusus menyewa satu studio di Artha Gading untuk memutar kembali Maipa Deapati & Datu Museng, karena belum bisa move on dari kharisma Shaheer Sheikh sebagai Datu Museng dan percintaannya dengan Maipa Deapati (Fildzah Burhan).

Film percintaan yang sarat nilai sejarah dan budaya ini sebenarnya film yang bagus. Sinematografinya indah. Penghayatan Shaheer Sheikh sebagai Datu Museng – tokoh nyata asal Makassar – patut diacungi jempol. Sayang, sepertinya promosi film ini di Jakarta kurang. Andai saja berpromosi lebih maksimal.

Selama 1,5 jam film diputar, ada saja celetukan seru dari para penggemar yang menonton – kurang lebih 60 orang – ada juga tawa dan tangis. Kesan pertama kami begitu melihat Shaheer Sheikh memerankan Datu Museng, wah, auranya benar-benar keluar. Terlebih ketika dia meneriakkan bahasa Makassar, “Ewako! Ewako!” yang artinya berani. Kata ini dipakai Shaheer Sheikh untuk mendorong para pemuda Makassar melawan penjajah Belanda di film itu.

Berakting menjadi pejuang mungkin hal biasa bagi Shaheer Sheikh, sebelumnya ia sukses memerankan Arjuna di Mahabharata. Tetapi melakoni Datu Museng menurutnya berbeda. “Dia pejuang dari Indonesia. Dia punya banyak kualitas yang baik dalam dirinya. Dia pejuang, dia begitu mencintai istrinya, dia orang yang sangat setia pada tanah kelahirannya juga. Tapi di samping semua itu, yang paling sulit adalah memahami perasaan dia (Datu Museng). Bagaimana dia harus terpaksa membunuh istrinya?” ungkap Shaheer Sheikh saat diwawancarai sebelum perilisan film ini.

Emosi dan chemsitry-nya terasa kuat di sini. “Bikin meleleh. Berasa pengin bawa Datu Museng pulang, terus aku jadi Maipanya,” seloroh salah satu penggemar, Eka. Selebihnya cinta Datu Museng dan Maipa memberikan pelajaran sendiri pada para penggemar ini. “Harga diri wanita itu tidak bisa ditukar dengan sesuatu apa pun,” imbuh Eka. Jadi ceritanya Maipa memohon Datu Museng untuk membunuh dirinya, dari pada harus dimiliki Kapten Belanda Tomalompoa.

Detik-detik di mana Shaheer Sheikh melakoni adegan membunuh Maipa adalah momen paling menyayat hati. Sambil menangis tersedu sedan ia berkata di hadapan mayat istrinya, “Di saat Dzuhur aku akan menyusulmu, Maipa. Jika saat itu aku belum tiba, maka aku akan datang pada waktu Adzar. Bila aku belum tiba juga, maka aku berjanji menyusulmu saat Maghrib.” Adegan ini bikin penggemar terdiam dengan mata berkaca-kaca.

Ada ekspresi lucu juga dari penonton, yakni saat beberapa kali Shaheer Sheikh membuka busana atasannya. Penonton jadi mupeng, “Roti sobek, roti sobek.” Demikian mereka menggambarkan dada bidang Shaheer Sheikh dan perutnya yang kotak-kotak. Rasa-rasa ingin dibawa pulang, ya roti sobeknya?

Maipa Deapati & Datu Museng digarap oleh sutradara lokal,  Rereart2tonic atau Syahrir Arsyad Dini yang sebelumnya juga pernah mengangkat film bertema rakyat Makassar, Siarian, yang bermakna kawin lari.

(Vallesca)

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait