Yoesi Ariyani Memperkenalkan Gaya Hidup Sehat Ala Vegan

Yuriantin | 13 Oktober 2017 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Vegan, sebutan bagi mereka yang tidak mengonsumsi makanan yang bersumber dari hewan.

Namun, menurut Yoesi Ariyani (47), gaya hidup vegan lebih luas dari definisi itu. Ia sudah empat tahun menjadi vegan.

Melalui gaya hidup vegan yang dijalaninya, ia bertekad mengedukasi masyarakat tentang gaya hidup vegan yang kerap salah kaprah. Yoesi ingin masyarakat lebih mengenal vegan sebagai salah satu alternatif hidup sehat.

“Vegan itu bukan cuma menghindari daging, tapi bagaimana menjadi sehat. Memilih makanan yang minim proses (whole food) dan tidak mengandung pengawet, pewarna, penyedap, dan zat adiktif,” buka Yosie kepada Bintang.

Tujuannya satu, agar tubuh terhindar dari segala penyakit terutama kanker. Alasan itulah yang mendasari Yoesi menjadi vegan. Ia ingin memutus rantai penyebaran kanker yang turun menurun dari keluarga Ibundanya. “Ibuku meninggal usia 48 tahun dan keluarga ibuku memang punya turunan kanker. Aku tidak ingin kayak begitu,” ucap dia.

Yoesi berkenalan dengan gaya hidup vegan lewat Janti Wignjopranoto. Dia praktisi vegan, raw chef, dan ayurveda coach. Sejak itu, Yoesi mulai tertarik menerapkan gaya hidup vegan. Ia percaya Janti yang juga seorang penyintas kanker bisa membantunya hidup lebih sehat.

“Kalau aku bisa memulai (gaya hidup sehat) tanpa sakit lebih dulu akan lebih enak karena lebih mudah,” harap wanita yang bergabung dengan komunitas pencinta tari Jawa, Purwakanthi ini.

Peralihan menjadi vegan diakui Yoesi cukup mudah. Wanita yang pernah menjadi personal trainer ini memang sejak muda sudah menjaga pola makan.

“Awalnya setelah melahirkan anak kedua tahun 1996, aku menjaga pola makan dan pernah sampai olahraga enam hari seminggu karena takut gemuk. Sekarang mikirnya bukan takut gemuk tapi sehat. Menjadi kurus itu bonus,” ungkap ibu dua anak ini.

Tantangan datang kala teman-teman memandang aneh gaya hidup vegan yang dijalani Yosie.

“Buat mereka, awal aku menjadi vegan itu sesuatu yang freak. Enggak bisa diajak makan di restoran dan kalau makan harus bawa sendiri dari rumah. Pokoknya enggak menyenangkan,” beber wanita yang hobi masak ini.

Pandangan mereka lambat laun berubah. Yosie kemudian menurunkan sedikit idealismenya tentang makanan sehat. Sesekali ia mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif ketika makan di luar.

Menurut Yoesi, gaya hidup vegan tidak bisa dipaksakan.

“Beberapa vegan ketika diperiksa dokter ternyata butuh protein hewani. Kebetulan aku cocok (dengan gaya hidup vegan),” ungkap satu-satunya vegan dalam keluarga ini.

Untuk memperkenalkan vegan sebagai alternatif gaya hidup sehat, ia mengadakan workshop dan kelas privat bertema “Feed with Love” pada 2015 silam. Di situ ia berbagi ilmu seputar vegan kepada para peserta.

“Intinya, aku cuma ingin berbagi ilmu, masak bareng, makan bareng,” urai Yoesi.

Edukasi tentang gaya hidup vegan juga dituangkan lewat media sosial dan situs pribadinya yang diluncurkan April 2017. Harapan Yoesi, gaya hidup vegan tidak hanya dipandang sebagai gaya hidup yang menjauhi produk hewani. Lebih dari itu sebagai salah satu gaya hidup dalam memilih bahan makanan paling sehat dan juga melestarikan kekayaan bumi.

 

(yuri /gur)

 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait