Orang tua Mesti Sadar Bahwa Dunia Maya dan Dunia Nyata Tak Bisa Dipisahkan

Yuriantin | 30 September 2017 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Didukung faktor eksternal seperti tingkat pendidikan, pola asuh yang diterapkan di rumah, dan kondisi lingkungan sekitar, membuat anak berani melakukan tindak kekerasan atau tindakan ekstrem.

Agar kejadian serupa tak dilakukan anak-anak Anda, Psikolog klinis anak, Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi, merekomendasikan sejumlah langkah preventif.

Orang tua mesti menyadari bahwa dunia maya dan dunia nyata tidak bisa dipisahkan. Dunia digital, terutama medsos, telah menjadi bagian hidup anak-anak.

Medsos seperti Instagram, Facebook, dan Twitter merangsang anak beropini lewat tulisan maupun foto. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik. Apalagi jika avtivitas mengunggah foto dan menulis status teks itu didorong emosi labil dan semangat mencari jati diri.

Saskhya menyarankan agar orang tua lebih aktif menjalin komunikasi dengan anak. Ingat, komunikasi bukan sekadar mengobrol satu arah atau menceramahi anak saat mereka tepergok melakukan kesalahan.

“Orang tua mestinya menjadi pendengar yang baik,” ia mengingatkan. Contohnya, saat anak bercerita dirinya tidak disenggol di sebuah foto atau teman membuat status yang terkesan menjelekkannya. Orang tua diharapkan membuka ruang diskusi dengan anak.

“Anda bisa memulai obrolan dengan bertanya misalnya, memang teman kamu ngomong apa? Apa dia menyebut namamu di statusnya?" saran Saskhya. Pertanyaan itu bertujuan mengajak anak berpikir kritis dan tidak mudah tersulut lalu bertindak atas dasar penilaian sepihak.

Sama halnya ketika anak merasa harus ikut melakukan tindakan negatif agar dianggap keren oleh teman-temannya. Orang tua bisa mengarahkan anak pada fakta-fakta yang ada, bukan hanya apa yang muncul di kepalanya. Hal lain yang tak kalah penting, ajak anak memikirkan dampaknya. 

“Bantu anak memikirkan dampak negatif yang diterima teman, misalnya si teman jadi takut masuk sekolah. Selain itu, agar anak tidak mudah tersinggung kemudian berpikir negatif terhadap diri sendiri, orang tua bisa mengajak si kecil menghargai diri sendiri. Lakukan kebiasaan ini sejak anak mulai mengenal kalimat di usia (sekitar) 1,5 tahun,” papar Saskhya panjang.

Caranya sederhana. Jangan lupa memuji anak jika ia berhasil melakukan sesuatu.

“Jangan hanya fokus pada kesalahannya,” tutup psikolog yang ikut menulis buku Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun ini.

 

(yuri / gur)

 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait