Nyawa Putri Diana Bisa Terselamatkan Andai Lakukan Hal Simpel Ini Sebelum Kecelakaan Tragis

Binsar Hutapea | 12 Oktober 2021 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Putri Diana tewas dalam kecelakaan tragis di Paris pada 31 Agustus 1997, di usia 36 tahun. Menurut seorang dokter, nyawa Diana sebenarnya bisa terselamatkan bila dia melakukan sebuah tindakan yang sederhana. 

Pada 30 Agustus 1997, Diana berada di Paris bersama pacarnya, miliuner Dodi Al Fayed. Pasangan itu berniat menginap di Paris sebelum pulang ke London keesokan hari. Pada dini hari 31 Agustus, Diana dan Fayed meninggalkan Hotel Ritz, tempat mereka menginap. Sopir mereka malam itu adalah Henri Paul yang merupakan wakil kepala keamanan di Hotel Ritz. Selain itu, pengawal Dodi, Trevor Rees-Jones, ikut dalam rombongan. Saat mobil mereka meninggalkan hotel, dengan cepat paparazi mengejar. Untuk menghindari mereka, Paul mengemudi dengan kecepatan melebihi batas. Akibatnya, dia kemudian kehilangan kendali atas kendaraannya. Mobil  lantas menabrak pilar di terowongan Pont de l'Alma. Paul dan Dodi meninggal tak lama setelah tabrakan. Namun, Diana masih sadar ketika layanan darurat tiba. Dia meninggal sekitar empat jam kemudian di rumah sakit. Rees-Jones adalah satu-satunya yang selamat dari kecelakaan itu. 

Diana menderita luka serius akibat kecelakaan itu. Dia mengalami gegar otak dan lengannya patah. Jantungnya berpindah ke sisi kanan dadanya, yang merobek vena pulmonalis dan perikardiumnya. Dia menjalani operasi setelah kecelakaan itu, tetapi akhirnya meninggal karena luka berat yang dideritanya. 

Menurut Dr. Richard Shepherd, ahli patologi forensik terkemuka di Inggris yang menyelidiki kecelakaan itu, Diana sebenarnya bisa mencegah kematiannya sendiri. Dalam buku yang terbit pada 2018, Shepherd mengklaim jika Diana mengenakan sabuk pengaman, dia mungkin bisa selamat dari kecelakaan tersebut. “Jika menggunakan sabuk pengaman, dia mungkin akan muncul di depan umum dua hari kemudian dengan mata hitam, mungkin sedikit terengah-engah karena tulang rusuknya patah dan dengan lengan yang patah berada digendongan,” tulis Shepherd, seperti dilansir Daily Mail

Shepherd mencatat bahwa Rees-Jones satu-satunya orang yang mengenakan sabuk pengaman di dalam mobil pada saat kecelakaan itu. Para pengawal biasanya tidak memakai sabuk pengaman, tapi Shepherd percaya Rees-Jones melakukan itu  pada menit terakhir. “Pengawal biasanya tidak memakai sabuk pengaman karena membatasi pergerakan, tapi ternyata Rees-Jones, mungkin karena dia khawatir dengan cara mengemudi Henri Paul, atau mungkin karena dia menyadari kemungkinan akan terjadi bent uran,” lanjut Shepherd.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait