Meghan Markle Disambut Bros Rasis Oleh Anggota Keluarga Kerajaan Ini?

Agestia Jatilarasati | 22 Desember 2017 | 17:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pada Kamis (21/12), Istana Buckingham, Inggris menjadi tempat perjamuan makan siang keluarga kerajaan Inggris dalam rangka menyambut Natal. Acara tersebut dihadiri 50 orang anggota keluarga kerajaan dan di dalamnya hadir Meghan Markle yang telah resmi bertunangan dengan Pangeran Harry.

Namun, nampaknya tidak semua orang dalam anggota keluarga kerajaan memberi penyambutan yang hangat pada Meghan Markle. Istri dari Pangeran Michael dari Kent, sepupu Ratu Elizabeth II menjadi salah satunya.

Putri Michael dari Kent terlihat mengenakan bros berbau rasis yang ia sematkan di pundak sebelah kirinya. Bros itu adalah bros blackamoor (orang berkulit hitam) berbentuk seperti orang berkulit hitam.

Beberapa orang menafsirkan bahwa lambang blackamoor di bros tersebut menggambarkan sosok bangsawan berkulit hitam. Memang diketahui bahwa Meghan Markle memiliki kulit yang eksotis karena sang ibunda, Doria Loyce Ragland merupakan seorang Amerika - Afrika.

Memang Puteri Michael dari Kent pernah melakukan hal rasis pada tahun 2004 di mana ia dilaporkan mengatakan kepada sekelompok orang yang memiliki kulit hitam untuk "Kembali ke koloni" setelah mengeluhkan keriuhan mereka di sebuat restoran di West Village, New York.

Beberapa bulan kemudian, sang Putri menyangkal dengan mengatakan bahwa ia mencintai kaum kulit hitam. "Saya pernah, beberapa tahun lalu menjadi seorang Afrika, setengah Afrika, tetapi karena warna mata saya yang terang, saya tidak bisa melanjutkannya, tetapi saya menghitamkan rambut saya. Saya punya petualangan yang mengagumkan, orang-orang yang mengagumkan dan memanggil saya seorang yang rasis: itu adalah sebuah pisau yang menusuk hati saya karena saya sangat mencintrai mereka," belanya.

Meski begitu banyak pihak yang menyayangkan sikap Puteri Michael dari Kent ini. Perbedaan warna kulit seharusnya bukan lagi pembeda di antara manusia, termasuk kalangan bangsawan.

(ages / wida)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait