Dukungan soal Pengakuan Meghan Markle yang Sebut Ada Rasisme di Istana Inggris

Octa | 1 Desember 2022 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Usai dianggap layak menerima penghargaan, Meghan Markle didukung atas klaim rasisme yang ia alami di istana Inggris. Dukungan itu disampaikan oleh mantan petinggi polisi Inggris.

Ia menyampaikan bagaimana Meghan dan Harry menerima ancaman teror sejak keduanya diketahui menjalin asmara. Dalam sebuah wawancara dengan Channel 4 News, mantan petinggi polisi bernama Neil Basu mengatakan ancaman terhadap Meghan cukup serius dan kredibel sehingga pihak berwenang telah menugaskan tim untuk menyelidikinya.

"Ada ancaman tertulis yang mereka terima, tentu jika anda di posisi mereka anda akan merasa terancam sepanjang waktu," ujar Neil Basu dilansir CNN.

Sejak berita hubungannya dengan Pangeran Harry pecah pada tahun 2016, Meghan menjadi sasaran kritik keras di pers Inggris. Secara khusus, tabloid Inggris menghadapi tuduhan bahwa liputan negatif mereka tentang Meghan memicu serangan rasis terhadapnya.

Penindasan rasis di media sosial menjadi begitu intens selama kehamilan pertamanya. Pasangan itu mengatakan bahwa pelecehan rasial yang dihadapi Meghan adalah faktor utama yang mendorong mereka pindah ke Amerika Serikat dan mundur sebagai anggota senior keluarga kerajaan.

Harry saat ini sedang dalam sengketa hukum dengan Home Office mengenai pengaturan keamanan keluarga ketika mereka mengunjungi Inggris.

Ancaman terhadap pasangan kerajaan itu terjadi di tengah meningkatnya ekstremisme sayap kanan di Inggris, menurut Basu. Home Office merupakan Departemen Luar Negeri Inggris yang bertanggung jawab atas imigrasi, kontrol keamanan dan ketertiban.

“Saya sudah lama menjadi satu-satunya wajah non-kulit putih sebagai kepala perwira,” kata Neil Basu. "Saya rasa Home Office sama sekali tidak peduli dengan masalah ini," kritiknya lagi.

Sementara itu Home Office mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengharapkan pasukan polisi di negara itu untuk mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap rasisme di tempat kerja mereka.

“Kami secara aktif mendorong perubahan budaya di kepolisian, termasuk melakukan peninjauan pemecatan polisi yang ditargetkan untuk memastikan petugas yang tidak layak dapat segera diberhentikan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

 

Penulis : Octa
Editor: Octa
Berita Terkait