Upaya Keluarga Lestarikan Karya-karya Bartje Van Houten Agar Abadi

Indra Kurniawan | 28 April 2025 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Delapan tahun sudah Bartje Van Houten pergi untuk selamanya. Mengenang kepergian Bartje, keluarga menggelar sebuah acara di Jakarta. Acara tersebut bertujuan untuk melestarikan karya-karya Bartje yang tak lekang oleh waktu. 

Bagi Gen Z, nama Bartje Van Houten mungkin terasa asing. Tidak bagi Gen Baby Boomers atau Milenial. Ya Bartje adalah pemusik, penulis lagu, penata musik dan dedengkot grup musik D'Lloyd yang ngetop di tahun 1970-an. 

Selain Bartje (gitar), grup D'Lloyd yang berdiri tahun 1969 itu diawaki oleh Sjamsuddin atau lebih dikenal Syam D'Lloyd (vokal), Chairul (drum), Totok (bas), Budi (kibor), dan Yuyun (saksofon/flute) yang masuk pada 1995 menggantikan Andre Gultom yang lebih dulu meninggal dunia.

Delapan tahun kepergian Bartje Van Houten, keluarga,  kerabat, hingga sahabat mengenangnya lewat acara "Sewindu Mengenang Kepergian Bartje Van Houten". Acara yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang Jakarta pada Ahad (27/4) malam itu dimeriahkan sederet artis ibu kota. 

Sebut saja Vina Panduwinata, Grace Simon, Victor Hutabarat, Agus Wisman, The2ins Mario dan Marco Silitong. Tidak ketinggalan penerus D'Lloyd, The Cucu's van Houten band dan Sound Of D’lloyd. 

"Kami dipesankan untuk meneruskan karya-karya Bartje dan D'Lloyd supaya lagu-lagu D'Lloyd tetap dikenang dan juga diperkenalkan kepada anak-anak muda. Karena itulah untuk kedua kalinya saya bikin acara ini," ujar istri Bartje, Titiek Van Houten kepada tabloidbintang.com.

Acara ini pertama kali dihelat pada 2018 silam, dalam kemasan Konser Satu Dalam Nada Cinta: Tribute to Bartje van Houten. Konser tersebut diisi penyanyi-penyanyi kenamaan Indonesia dari lintas generasi. Mereka menyanyikan lagu-lagu hit dari almarhum.

"Waktu itu karena ada Covid-19 kami enggak bikin acara serupa dan baru tahun ini bikin lagi. Pas sewindu," ujar Titiek. 

Karya Abadi

Total ada 24 lagu yang dibawakan seluruh penampil pada "Sewindu Mengenang Kepergian Bartje Van Houten". Vina Panduwinata misalnya melantunkan lagu "Satu Dalam Nada Cinta". Lagu itu ditulis Bartje untuk Vina pada tahun 1985.

"Kenangan yang paling benar-benar berkesan buat Mama Ina, sih, saat dia tuh minta aku nyanyi lagu Satu Dalam Nada Cinta. Alhamdulillah lagu itu, kan masuk nominasi dan menang, waktu itu festivalnya di Singapura," kenang Vina Panduwinata sebelum acara. 

Ya, di Vina kala itu menjadi juara di festival lagu pop tingkat Asia, Asian Broadcasting Union (ABU). Festival itu satu dari tiga Festival yang diikuti Vina setelah berhasil menyabet gelar dalam Festival lagu pop Indonesia pada 1985.

Vina Panduwinata (tengah) diapit Bartje Van Houten dan Marini saat tiba Singapura untuk mengikuti Asian Broadcasting Union (ABU) pada 1985. (Facebook)

"Acara ini sekalian ngumpul sama teman-teman. Saya kan penginnya bikin acara lagu-lagu legend setiap dua bulan supaya tetap diingat. Legend-nya juga bisa dari dangdut atau genre lain. Kebetulan saya didukung oleh Pemprov DKI Jakarta," jelas Titiek. 

Tidak ada lagu-lagu karya Bartje yang diubah di acara tersebut. Semua orisinal. Kecuali yang dibawakan The Cucu's van Houten band, menggunakan aransemen baru.

"Untuk Sound Of D’lloyd harus sesuai aslinya, aransemen tidak boleh diubah. Cuma untuk yang anak-anak muda, The Cucu's van Houten silakan diubah aransemennya," beri tahu Titiek.

Melalui event ini, Titiek berharap karya-karya Bartje Van Houten bisa terus abadi dari anak, cucu, hingga cicit. "Semoga karya-karya Bartje akan abadi selamanya, itu saja harapan dari saya, bisa lestari dan terus dinikmati."

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait