Syuting Film Selepas Tahlil, Aghniny Haque Tengah Malam Terkunci di Toilet 40 Menit
TABLOIDBINTANG.COM - Aghniny Haque membintangi film horor Selepas Tahlil garapan Bion Studios yang akan tayang di bioskop mulai 10 Juli 2025 mendatang.
Disutradarai Adriano Rudiman, film Selepas Tahlil mengangkat cerita dari kisah nyata dan mitos lokal yang akrab di telinga masyarakat Indonesia.
Selepas Tahlil menghadirkan sebuah horor yang tidak hanya menakutkan secara visual, tetapi juga mengguncang secara emosional.
Berperan sebagai Saras, anak perempuan yang diteror bayangan ayahnya, Aghniny Haque membagikan pengalaman tak terlupakan saat proses syuting Selepas Tahlil.
Aghniny mengaku sempat mendadak terkunci di toilet selama 40 menit saat tengah malam. Dan ini pengalaman menakutkan baginya selama syuting film.
“Kebetulan lagi rest break mau ngeset angle head shoot selanjutnya. Aku pengin nge-release, enggak tahu entah lagi sial apa gitu 'digangguin'," ungkap Aghniny Haque usai screening Selepas Tahlil di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (6/7).
"Aku kekunci jam dua malam di kamar mandi,” jelas Aghniny Haque.
Aghniny Haque tidak menampik jika momen tersebut membuatnya ketakutan. Selama di dalam kamar mandi, Aghniny hanya bisa pasrah, menunggu hingga ada orang yang datang membantu.
“Aku takut tapi aku harus profesional,” ujar Aghniny yang tetap menjalankan pekerjaanya sampai tuntas.
"40 menit gila enggak sih? Aku enggak bawa handphone. Jadi kerjaannya cuma bacain ingredients sampo. Aku sambil ketakutan bacanya,” beber Aghniny menceritakan.
Walaupun akhirnya ada yang datang menolong, pintu toilet tetap tidak bisa dibuka karena kunci yang macet.
“Aku udah minta tolong tapi kuncinya masih ada yang nyangkut jadi pintunya didobrak. embarrassed aja,” pungkas Aghniny.

Sinopsis Selepas Tahlil
Film ini mengisahkan dua bersaudara, Saras (Aghniny Haque) dan Yudhis (Bastian Steel), yang hidupnya berubah setelah ayah mereka, Hadi (Epy Kusnandar), meninggal dunia secara misterius.
Namun kematian itu bukanlah akhir, melainkan pintu menuju serangkaian
teror yang harus dihadapi oleh Saras dan Yudhis. Di mana, jenazah sang ayah justru bangkit dan berjalan sendiri dari Surabaya ke kampung halamannya di Lamongan, membuka kembali rahasia keluarga yang selama ini dikubur bersama sejarah gelap perjanjian manusia dengan dunia gaib.
Selepas Tahlil bukan semata-mata kisah horor penuh penampakan. Di balik itu tersimpan konflik batin yang mendalam antara anak dan orang tua, rasa bersalah yang datan terlambat, dan perasaan tidak benar-benar mengenal sosok yang selama ini mereka panggil “ayah.”