Elizabeth Tunggadewi Rilis Brand Fashion ETDStar: Paduan Batik Indonesia dan Gaya Jepang

Ari Kurniawan | 7 Juli 2025 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Elizabeth Tunggadewi, pemenang Indonesia's Girl Junior 2024, membuktikan bahwa prestasi tak berhenti hanya di atas panggung. Setelah melepas jabatannya, gadis yang akrab disapa Dewi ini langsung tancap gas dengan meluncurkan brand busana miliknya sendiri, ETDStar.

Brand ini bukan hanya hasil dari kreativitasnya, tapi juga bentuk nyata dari semangat Dewi dalam menjelajahi dunia fashion dan tetap aktif menjalankan kampanye sosial, termasuk isu lingkungan yang menjadi fokusnya lewat gerakan #DewiSaveNature.

Sejak dinobatkan sebagai juara Indonesia's Girl Junior 2024, Dewi tidak memilih untuk berleha-leha. Sebaliknya, ia semakin aktif mengeksplorasi bakatnya di dunia modeling dan fashion. Tak hanya itu, ia juga menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan dengan kampanye edukatif yang menggandeng Plasticpay dan sekolah-sekolah seperti Al Azhar, untuk mengajarkan anak-anak pentingnya daur ulang.

"Aku ikut fashion show besar-besaran, jadi desainer, guest star di salah satu acara, endorsement dari skincare dan salon, serta masuk iklan TV," ungkap Dewi saat ditemui di Vertu Harmoni Jakarta. Ia juga mengaku bahwa pengalaman paling berkesan adalah saat syuting iklan pertamanya. "Seru banget dan senang bisa iklan karena itu pertama kalinya... sampai pulang malam karena belajarnya benar-benar H-1," kenangnya.

ETDStar Simple Premium by Elizabeth Tunggadewi lahir dari kecintaannya terhadap budaya Jepang yang dikombinasikan dengan kekayaan kain batik Indonesia. "Ide-ide desain baju aku karena aku suka sama Jepang, terus terinspirasi sama baju-baju kasual modern di Jepang," kata Dewi. "Akhirnya aku mikir kenapa enggak bikin baju kasual modern Jepang tapi dicampur dengan kain motif batik."

Desainnya mengusung sentuhan modern seperti kimono-style top, namun tetap bisa dikenakan sehari-hari. Salah satu yang menarik adalah celana bermotif mega mendung, batik khas Cirebon, yang ia kombinasikan dengan atasan bergaya Jepang.
Dewi sudah menciptakan 6 desain busana untuk ETDStar. Ia bertanggung jawab penuh atas konsep, sketsa, pemilihan kain, hingga penyesuaian desain, meski proses menjahit dibantu oleh pihak lain. 

“Itu dari aku, terus aku konsultasi sama orang tua,” jelasnya. Konsep ini sudah ia rancang sejak Februari, dan memakan waktu beberapa bulan mulai dari proses menggambar, pewarnaan, hingga mencari bahan.

ETDStar ditujukan untuk remaja berusia 15–17 tahun. Koleksinya akan dijual maupun disewakan, dan dipromosikan melalui akun Instagram resmi brand-nya, @etdstar, serta akun pribadi Dewi, @Elizabeth_tgdewi.

Meski masih duduk di bangku kelas 3 SMP, Dewi mendapat dukungan penuh dari keluarga dan para gurunya. Ia mengakui bahwa dunia fashion kini menjadi bagian dari cita-citanya. “Sebenarnya dulu belum pernah sih mikir ke fashion, tapi memang suka fashion... akhirnya aku dan mama diskusi kenapa enggak ikut kursus desain aja,” ujarnya.

Ke depannya, Dewi masih akan merancang koleksi busana terbaru. Namun untuk sementara, ia memilih rehat dari dunia kompetisi dan lebih fokus pada pendidikan. "Aku mau fokus ke sekolah, di mana di sekolah ini ada yang beasiswa ke luar negeri, ke Jepang," ucapnya. Ia juga sedang aktif mempelajari bahasa Jepang, dengan harapan bisa sekolah dan berkarya langsung di negeri sakura tersebut.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait