Ibnu Jamil: "Saya Ingin Seperti Mick Jagger"

Wayan Diananto | 2 April 2017 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ibnu Jamil tengah menjalankan promosi film terbaru Bid'ah Cinta karya sineas Nurman Hakim. Ia menyebut setidaknya ada dua pertimbangan dalam menerima tawaran main film yakni tim pemain dan skenario.

Honor? Sejujurnya, bukan priorotas utama. Selama skenarionya menjanjikan, honor masih bisa dikompromikan. Saat membintangi Guru Bangsa Tjokroaminoto (Garin Nugroho, 2015) misalnya, Ibnu mengaku honor yang diterimanya di bawah budget main FTV.

“Tapi karena skenarionya bikin ngiler, saya mau banget,” cetusnya.

Ketika senggang datang, Ibnu berupaya bertemu anak, membayar utang tidur, dan olahraga. Untuk olahraga, pilihan Ibnu jatuh pada lari. Ia telah mengoleksi enam medali dari lari maraton. Dua medali diperoleh dari Bali Maraton, satu medali dari Jakarta Maraton, tiga medali lainnya “diimpor” dari Beijing, Tokyo, dan Seoul Maraton. Ibnu menjadikan olahraga padanan kata dari investasi kesehatan.

“Saya ingin berlari maraton sampai usia 60 tahun. Lari itu menabung kesehatan agar nanti di hari tua saya tetap bisa jalan-jalan. Saya ingin seperti bule-bule yang di usia senja masih bisa pelesir ke luar kota bahkan terbang ke luar negeri,” demikian Ibnu berharap.

Pada akhirnya, batang usia terus menjalar. Kulit mengerut. Anak yang dulu berseragam putih merah akan duduk di bangku kuliah, menyulam karier, menikah, dan mempunyai keturunan. Ibnu pun bermetamorfosis dari ayah menjadi kakek. Ia ingin merasakan nikmatnya menimang cucu.

“Jika Tuhan mengizinkan itu terjadi, saya berumur panjang, saya tidak ingin cuma duduk di rumah dijagain anak dan cucu. Saya tidak mau menjadi beban bagi anak dan cucu kelak. Saya ingin seperti Mick Jagger yang sudah tua tapi masih enerjik,” pungkasnya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait