Mengharukan, Pertemuan 1,5 Jam Tsania Marwa dan Anak-anaknya

Indra Kurniawan | 2 September 2017 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tsania Marwa tidak menyerah. Ia melakukan berbagai upaya agar bisa bertemu anak-anaknya. Termasuk mendatangi KPAI.

Setelah mediasi alot selama dua jam dalam pertemuan dengan Atalarik Syach dengan perantara KPAI akhir Juli, Tsania Marwa akhirnya bisa melepas rindu dengan kedua anaknya pada 2 Agustus.

Pertemuan yang berlangsung tidak lebih dari 1,5 jam ini mengharukan dan berakhir dramatis.

Sebelum pertemuan, Tsania Marwa menyiapkan mental kalau sampai anak-anak tidak mengenalinya lagi.

“Aku harus kuat dengan kemungkinan terburuk mereka tidak mengenaliku atau tidak mau main dan mengobrol denganku karena menganggapku orang asing. Alhamdulillah, ternyata mereka masih ingat dengan umi mereka,” papar Tsania Marwa.

Perasaan bahagia menyelimuti ketika bermain dengan kedua anaknya. Kepada Shabira, Tsania Marwa menghadiahi boneka Minnie Mouse. Sementara Syarief mendapatkan mainan spinner. Di sela kebahagiaan itu, terselip kecewa karena Tsania Marwa tidak diperkenankan memberikan makanan dan minuman kesukaan anak-anak.

“Oleh bapak mereka, aku enggak boleh kasih makanan itu. Katanya kalau aku sampai kasih makanan untuk anak-anak, dia bakal bawa anak-anak pulang. Aku diancam begitu. Sedih banget. Padahal anak-anakku merengek minta makanan itu,” cerita Tsania Marwa.

Air mata Tsania Marwa menetes.

“Aku ibu mereka, mau menghabiskan waktu dengan mereka saja sampai harus mengemis. Aku merasa ditindas banget. Hakku sebagai ibu enggak ada,” sambung Tsania Marwa lirih. 

Atalarik Syach juga tidak memperbolehkan Tsania Marwa foto bareng anak-anak.

“Dia bilang, 'Enggak, enggak, nanti pasti di-upload (ke media sosial), nih.' Aku jawab saja, 'Memang kalau mau upload kenapa? Mereka anak-anakku, kok,’” jelas Tsania Marwa.

Di depan anak-anak Tsania Marwa berusaha tegar. Ia khawatir mereka bertanya macam-macam jika ia tampak sedih. 

Tsania Marwa mengobrol banyak dengan Syarief. Banyak kejutan dari celoteh bocah berambut keriting itu.

Nama panggilan Syarief diganti menjadi Fajri. Tsania Marwa mengklaim, nama Syarief pemberiannya. Ia mendapat nama itu dari mimpi ketika hamil dua bulan. 

“Aku tanya kenapa dia menyebut dirinya Fajri. Katanya, disuruh Papa ganti nama. Aku tegaskan kepadanya, namanya (panggilan) Syarief, bukan Fajri. Bagaimana, sih perasaan seorang ibu ketika nama panggilan anaknya diganti? Mudah-mudahan dia tetap menganggap namanya Syarief, deh,” Tsania Marwa berharap. Perubahan lain, Shabira terlihat lebih kurus karena tubuhnya mulai meninggi.

Lebih mengejutkan Tsania Marwa ketika Syarief bertanya, “Umi cari aku enggak, sih? Di mana carinya?” Tsania Marwa menjawab, “Umi cari di mana-mana.”

Syarief bercerita sekarang tidak lagi bersekolah di Al-Azhar. “Sudah pindah. Tetapi dia tidak bisa menyebut nama sekolahnya. Hanya mengatakan lapangannya besar sekali,” ungkap Tsania Marwa.

Ia nelangsa mendengar Syarief kerap bermimpi buruk dan Shabira sering mengigau di malam hari. 

“Apa mungkin hati mereka enggak tenang? Karena setiap malam aku memikirkan mereka, ikatan batin ibu dan anak pasti kuat,” ucap Tsania Marwa.

Ia terpaksa mengalah dan menepati janji hanya bertemu sebentar dengan anak-anak.

“Padahal kalau aku mau bawa pulang anak-anak saat itu, sebenarnya bisa saja, kan? Enggak ada istilahnya ibu menculik anaknya sendiri,” lanjut Tsania Marwa. 

Pertemuan singkat pengobat rindu berakhir dramatis ketika si kecil meminta Tsania Marwa ikut masuk ke dalam mobil dan pulang bersama mereka.

“Waktu kami berpisah, Shabira menangis kencang. Dia mengajakku naik mobil, 'Umi duduk... duduk... duduk....' Tapi aku enggak bisa apa-apa. Aku akhirnya menangis. Sampai dia berteriak minta ikut denganku. Syarief ikut syok melihatku menangis dan adiknya histeris,” Tsania Marwa membeberkan

Tsania Marwa terharu ketika Syarief dengan bijaknya bicara, “Kapan-kapan kita bertemu lagi, ya!” Ia merasa kalah tegar dengan Syarief.

“Dia anak 4 tahun tapi sudah bisa berlapang dada. Aku harus bisa seperti itu,” tekad Tsania Marwa. 

 

(ind / riz / gur)

 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait