KPAI: Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan Menginspirasi Pelaku Tawuran

TEMPO | 13 September 2018 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listiyarti, menduga pelaku tawuran pelajar yang penyiraman air keras terhadap AH (16) pada 1 September 2018, terinspirasi oleh kasus Novel Baswedan.

Sebab, kata Retno, pemberitaan insiden penyitaman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan itu berlangsung selama satu tahun terakhir, sehingga menginspirasi pelaku tawuran. 

"Karena ini kasus tawuran pertama yang kami tahu menggunakan air keras," ujar Retno di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 12 September 2018. 

Retno menuturkan anak-anak merupakan pribadi yang mudah mencontoh apa yang mereka lihat. Dengan pemberitaan yang terus dibesarkan oleh media soal, penyiraman air keras kepada Novel Baswedan, anak-anak bisa dengan mudah mencontoh tindakan kekerasan itu. 

AH, pelajar di SMA Muhammadiyah 15 Slipi, Jakarta Barat, tewas dengan luka sabetan senjata tajam jenis celurit dan melepuh. Pelaku tawuran menyiramkan air keras tubuh remaja naas itu. 

Hingga saat ini, polisi telah menetapkan 10 orang siswa SMA 32 Jakarta sebagai tersangka. Namun, belum diketahui pelaku penyiraman air keras tersebut. 

Menurut Retno, peran orangtua sangat penting dalam mendampingi anak-anaknya saat menyimak sebuah berita. Sebab, menahan laju informasi yang diterima anak hampir mustahil.

Dengan begitu, ujar Retnp, perlu ada pendampingan agar anak bisa menyaring informasi, termasuk yang memicu tawuran. "Jangan malu buat pinjam handphone anak. Karena dari situ semua informasi diterima," ujar Retno. 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait