PBNU Angkat Bicara Soal Sebutan Ulama untuk Sandiaga Uno

TEMPO | 20 September 2018 | 08:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas, mengatakan penyebutan ulama bisa menjadi salah kaprah bila berasal dari rekayasa sosial. "Apalagi untuk kepentingan duniawi berupa pencitraan politik," kata Robikin melalui pesan pendek, Rabu, 19 September 2018.

Pernyataan Robikin tersebut untuk menanggapi pro dan kontra penyebutan ulama kepada cawapres Sandiaga Uno. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid sebelumnya mengatakan ulama menunjukkan seseorang yang berilmu tinggi dan ahli membidangi sesuatu, maka Sandiaga dinilai sebagai ulama karena ahli di bidang ekonomi, bisnis, dan relasi.

Robikin tak menampiknya. Ia mengatakan kata ulama berasal dari bahasa Arab yang artinya orang yang menguasai disiplin ilmu tertentu dan mengamalkan serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. "Ulama juga disebut alim," ujarnya.

Namun, menurut Robikin, dalam perjalanannya di kalangan masyarakat Islam di tanah air, predikat alim atau ulama telah dilekatkan bagi orang yang menguasai bidang ilmu agama. "Secara sosial layak menjadi panutan masyarakat karen dinilai kredibel dan konsisten dalam mengamalkan ilmu agamanya," kata dia.

Dalam kasus penyebutan ulama untuk Sandiaga Uno, Robikin enggan menanggapinya lebih dalam. Namun, dia berpendapat bahwa ulama seharusnya muncul dari masyarakat. "Bukan karena kesepakatan atau melalui forum permusyawaratan," ujarnya.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait