Pembunuhan Jamal Khashoggi, Arab Saudi Tolak Ekstradisi 2 Pelaku

TEMPO | 10 Desember 2018 | 20:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menteri Luar Negeri Arab Saudi menolak mengekstradisi tersangka dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Sebelumnya Jaksa Agung Turki mengajukan surat perintah penangkapan dua mantan pejabat senior Saudi.

Pekan lalu pejabat Turki mengatakan kantor kejaksaan Turki telah menyimpulkan ada kecurigaan kuat bahwa Saud al Qahtani, seorang pembantu utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Jenderal Ahmed al Asiri, yang menjabat sebagai wakil kepala intelijen asing, salah satu di antara tokoh yang merencanakan pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

"Kami tidak mengekstradisi warga kami," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al Jubeir ketika ditanya tentang surat perintah penangkapan saat konferensi pers di sebuah KTT Teluk Arab di Riyadh, menurut laporan Reuters, 10 Desember 2018.

Sebelumnya pada November lalu Departemen Keuangan AS sudah menjatuhkan sanksi kepada 17 orang Saudi, termasuk Qahtani tapi tidak termasuk Asiri, karena peran mereka dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

Jaksa Agung Saudi mengatakan perintah untuk memulangkan Khashoggi datang dari Asiri dan bahwa pencekalan telah dijatuhkan pada Qahtani. Jubeir menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal apakah orang-orang itu saat ini ditahan. Al Qahtani dan Al Asiri dicopot dari jabatannya pada Oktober 2018 oleh pemerintah Arab Saudi menyusul terungkapnya kasus pembunuhan Khashoggi.

"Langkah jaksa penuntut untuk menerbitkan surat penangkapan untuk Asiri dan Qahtani merefleksikan sikap otoritas Saudi yang tidak akan melakukan tindakan formal hukum kepada kedua orang itu," kata seorang pejabat di Istanbul, seperti dilansir Daily Mail pada Rabu, 5 Desember 2018.

Seorang Pejabat Turki yang tak disebutkan namanya itu melanjutkan, "Komunitas internasional meragukan komitmen pemerintah Arab Saudi untuk mengusut tuntas kasus kejahatan kejam ini." Menurutnya, otoritas Arab Saudi bisa mengekstradisi para pelaku kejahatan itu ke Istanbul, Turki, sehingga mampu menjawab keraguan masyarakat internasional atas teka-teki pembunuhan Jamal Khashoggi.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait