Persidangan Kasus Jamal Khashoggi di Saudi Diragukan Dewan HAM PBB

TEMPO | 5 Januari 2019 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Soal transparansi dan keadilan persidangan para pelaku pembunuh Jamal Khashoggi yang dilakukan pengadilan Arab Saudi, Dewan HAM PBB mengatakan tidak bisa menjamin. Dewan HAM PBB menyebut persidangan itu tidak cukup untuk menjamin keadilan.

Ravina Shamdasani, juru bicara Dewan HAM PBB, meminta laporan bahwa seorang jaksa Saudi menuntut hukuman mati untuk lima tersangka yang terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2 Oktober, dan meminta agar dilakukan investigasi independen dengan keterlibatan komunitas internasional, menurut laporan Reuters, 4 Januari 2019. Dewan HAM PBB juga menegaskan kembali posisinya yang menolak hukuman mati.

Kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, dengan 11 orang terdakwa mulai disidangkan Pengadilan di Riyadh, Arab Saudi. Lima orang terdakwa dikenai tuntutan hukuman mati karena keterlibatan langsung dalam kasus pembunuhan yang menghebohkan dunia internasional ini. "Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengatakan proses interogasi terhadap sejumlah tertuduh akan terus dilanjutkan," begitu dilansir media Arab News pada Kamis, 3 Januari 2019 waktu setempat.

Otoritas hukum Turki menyatakan Jamal Khashoggi tewas terbunuh di dalam kantor konjen oleh sebuah tim pembunuh, yang dikirim Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi. Pemerintah Saudi sempat mengaku tidak tahu menahu soal keberadaan Khashoggi. Menurut Aljazeera, pemerintah Turki cenderung menilai pemerintah Saudi tidak bekerja sama untuk mengungkap kasus ini. "Menteri Luar Negeri Turki mengatakan kantor jaksa penuntut Saudi tidak pernah membagikan informasi mengenai 11 orang yang telah ditangkap itu," ungkap laporan yang dilansir dari Aljazeera.

Sebelumnya Kejaksaan Agung Turki juga telah meminta ekstradisi bagi pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun Kejaksaan Arab Saudi menolak mengekstradisi para pelaku pembunuhan Jamal Khashoggi, termasuk pelaku utama, yakni Wakil Kepala Intelijen Arab Saudi Mayor Jenderal Ahmed al-Asiri dan Saud al-Qahtani, penasehat siber dan ajudan utama dari Putra Mahkota Mohamed bin Salman.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait