Wakil Ketua KPK Menilai Debat Pilpres Jokowi VS Prabowo Kurang Nendang

TEMPO | 18 Januari 2019 | 20:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Debat Pilpres atau Pemilihan Presiden 2019 pertama antara pasangan calon presiden Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dinilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih normatif. Terutama yang menyangkut isu korupsi.  "Masih normatif, sangat kurang nendang," ujar Wakil Pimpinan KPK Saut Situmorang saat dihubungi, Jumat 18, Januari 2019. 

Korupsi, kata Saut Situmorang, merupakan extra ordinary crime atau kejahatan yang luar biasa. Sehingga dibutuhkan usaha luar biasa dalam pemberantasan korupsi. Masalahnya, konsep extra ordinary ini, kata Saut, tidak terlihat. Menurutnya, undang-undang Tindak Pidana Korupsi harus diterapkan tanpa tumpang tindih. "Dalam debat, seharusnya ada inovasi bagaimana agar tidak terjadi tumpang tindih," ujarnya. 

Kedua pasangan calon memang sudah menyinggung soal korupsi dalam penyampaian visi-misi mereka. Namun, bagi Saut konsep yang dipaparkan masih mengambang.

Jokowi mengatakan, sistem pemerintah harus mendukung program pencegahan korupsi. "Kami perbaiki hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, penegakan hukum yang tegas merupakan upaya dalam pemberantasan korupsi yang kami lakukan melalui perbaikan sistem pemerintahan yang menguatkan KPK," kata Jokowi saat debat.

Sementara menurut Prabowo Subianto pemberantasan korupsi dimulai dari memilih penegak hukum yang berintegritas."Kesejahteraan penegak hukum, kepala daerah harus diperhatikan agar tidak tergoda dengan korupsi," kata Prabowo dalam Debat Pilpres semalam. 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait