Jokowi Siapkan 3 Amunisi untuk Debat Pilpres Kedua

TEMPO | 13 Februari 2019 | 10:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Empat hari menjelang Debat Pilpres kedua, tim debat calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi terus mematangkan persiapan. “Kami tengah melakukan rapat persiapan tentang teknis debat,” kata Usman Kansong, salah satu tim debat Jokowi, saat dihubungi, Selasa, 12 Februari 2019.  

Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf mengaku tak banyak persiapan menjelang debat kedua pada 17 Februari mendatang. "Debat kedua ini, kami lebih rileks dan santai," kata Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, Meutya Hafid pada Senin, 4 Februari 2019.  

Politikus Golkar ini mengatakan, persiapan debat kedua lebih santai karena tema debat kali ini dianggap lebih familiar dengan Jokowi. "Pak Jokowi akan lebih percaya diri karena banyak pencapaian di bidang infrastruktur maupun lingkungan, sehingga persiapannya tak terlampau banyak," ujar dia.

Tema debat kedua tentang energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tempo menjabarkan satu per satu visi Jokowi dalam empat bidang tema debat. Lalu apa visi Jokowi di bidang lingkungan?

Berdasarkan salinan visi misi yang diperoleh Tempo, ada tiga fokus di bidang lingkungan hidup. Baca selanjutnya:

Pertama, pengembangan kebijakan tata ruang terintegrasi. Dalam hal ini, Jokowi menjanjikan pembuatan kebijakan yang menghindari tumpang tindih penggunaan ruang, termasuk pengendalian, pengawasan kepatuhan pelaksanaannya, serta menindak tegas penyimpangannya.

Kedua, mitigasi perubahan iklim. Dalam hal ini Jokowi menjanjikan pencegahan kebakaran hutan, penanaman kembali lahan-lahan kritis, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) berbasis potensi setempat serta ramah terhadap lingkungan.

Selain itu, ia akan melanjutkan konservasi lahan gambut, mengurangi emisi karbon dan meningkatkan transportasi massal ramah lingkungan, meningkatkan pendidikan konservasi lingkungan yang berkelanjutan dengan melibatkan komunitas masyarakat adat, dan serta memperbanyak hutan kota dan ruang terbuka hijau.

Ketiga, Jokowi menjanjikan penegakan hukum dan rehabilitasi lingkungan hidup dengan cara sebagai berikut; merehabilitasi kerusakan lingkungan untuk menjamin daya dukung lingkungan secara berkelanjutan termasuk rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi laut, serta Daerah Aliran Sungai (DAS). 

Selanjutnya, meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pengawasan limbah B3 serta percepatan pembangunan pusat pengolahan limbah B3 secara terpadu, kemudian penegakan hukum yang tegas atas tindakan perusakan lingkungan, serta mempercepat pencegahan dan rehabilitasi lingkungan akibat sampah plastik serta mendorong industri daur ulang.

Koordinator Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam, Merah Johansyah mengkritik visi misi Jokowi ini sebatas 'normatif' dan tidak menyentuh pada persoalan. Merah menilai, salah satu penyebabnya dikarenakan banyak di antara pemilik perusahaan besar, termasuk perusahaan tambang dan batu bara, merupakan milik dari timses ataupun penyandang dana yang bercokol di belakang Jokowi.

Merah mencontohkan, PT Kutai Energi milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang sudah lama menjadi sorotan lembaganya. Dia menyebut perusahaan ini bertanggung jawab atas pencemaran dan pengrusakan lingkungan di Kalimantan Timur akibat operasi tambang perusahaan yang dekat dengan permukiman warga. Sementara Luhut merupakan bagian dari pemerintah saat ini dan berada di belakang tim pemenangan Jokowi - Ma'ruf.

"Jadi, percuma pemerintah datang ke konvensi internasional perubahan iklim, berkomitmen menurunkan emisi laju karbon, selama batu bara masih menjadi sumber utama dalam oligarki bisnis politik," ujar Merah dalam sebuah acara diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Senin, 28 Januari 2019.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait