Agus Yudhoyono Nilai Ucapan Agum Gumelar Soal SBY Subyektif dan Tendensius

TEMPO | 14 Maret 2019 | 18:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Agus Harimurti Yudhoyono menilai ucapan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar tentang sikap ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, subyektif dan tendensius. Tapi Agus mengaku menanggapi ringan saja ucapan Agum itu. "Saya juga heran kok Pak Agum Gumelar punya statement seperti itu. Saya pikir terlalu subyektif dan tendensius," kata Agus Yudhoyono di kawasan Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019.

Agum Gumelar dalam video yang diunggah Ulin Niam Yusron, mengaku heran dengan keputusan SBY mendukung Prabowo Subianto. Sebab, kata Agum, mantan presiden dua periode itu sebelumnya menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira yang ikut menandatangani rekomendasi pemberhentian Prabowo dari militer. Agum mengatakan semua anggota DKP menandatangani surat rekomendasi pemberhentian itu. Anggota DKP adalah Subagyo Hadi Siswoyo, Fachrul Razi, Arie J. Kumaat, Yusuf Kartanegara, Djamari Chaniago, SBY, dan Agum. "SBY tanda tangan, semua tanda tangan. Ya walaupun saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung," kata Agum dalam video itu.

Agus Yudhoyono balik mempertanyakan sikap Agum Gumelar dulu pada Pemilihan Umum 2009. Ketika itu, Prabowo berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. "Kami heran dan mempertanyakan juga sikap beliau pada tahun 2009, ketika Ibu Mega dan Pak Prabowo berpasangan menjadi kontestan pemilu. Apa sikap beliau kami ingin tahu juga dulu," kata Agus Yudhoyono.

Agus Yudhoyono mengatakan menghormati Agum dan para seniornya di militer yang terjun ke politik. Namun, dia mengajak mereka untuk fokus berbicara tentang masa depan. Menurutnya, rakyat justru akan dirugikan jika para elite senior terus terjebak pada narasi masa lalu. "Jangan terjebak di masa lalu yang belum tentu benar, yang tidak produktif, tidak konstruktif," ucapnya.

Selain soal SBY, Agum Gumelar juga membeberkan cerita pemecatan Prabowo. Dia juga mengklaim bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar--tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998, yang merupakan bekas anak buahnya. "Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di situlah saya tahu di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu detail," kata Agum.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait