Buntut Kasus Penganiayaan Audrey, Sosiolog Kritik Sistem Pendidikan di Indonesia

Wayan Diananto | 17 April 2019 | 07:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pengeroyokan yang menimpa siswi SMA di Kalimantan Barat, Audrey (14), masih disorot berbagai pihak. Seperti diketahui, perundungan terhadap Audrey terjadi pada Jumat, 29 Maret 2019. Ia ditendang, dipukuli, diseret, lalu kepalanya dibenturkan ke jalanan beraspal. Perundungan ini dipicu urusan asmara. Sosiolog sekaligus dosen Ilmu Sosiologi Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine, M.Si, menyebut kasus Audrey bukti masyarakat kita kurang sigap terhadap perubahan.

"Di Indonesia, anak berusia 17 tahun masih menjadi bagian keluarga. Oleh karena itu, problemnya di institusi keluarga. Masyarakat kita masih berpikir bahwa untuk menjadi orangtua tidak harus punya kemampuan tertentu. Padahal kepekaan dalam berinteraksi dengan anak sangat penting. Di luar keluarga, ada peran komunitas dan masyarakat dari sekolah, tempat tinggal, hingga pemerintah. Regulasi yang mengatur," ulas Daisy kepada tabloidbintang.com di Jakarta, pekan ini.

Sebenarnya masyarakat tidak sepenuhnya gagal sigap. Daisy mencontohkan, adanya gerakan komunitas dengan tagar #saveaudrey di jagat maya. Gerakan itu bagus. Artinya masih ada kontrol sosial yang berjalan. Harusnya kasus Audrey segera direspons dan ditindaklanjuti pemerintah melalui gerakan di institusi pendidikan formal. Cek kembali apakah sekolah sebagai rumah kedua anak telah menanamkan nilai moral dan etika pergaulan.

Menyoal pendidikan, Daisy lantas melayangkan kritik. "Masalahnya, pendidikan kita masih sangat tekstual dan lemah sekali menanamkan nilai-nilai maupun pengembangan karakter. Anak mesti diajari nilai kemandirian, kreativitas, memecahkan masalah, hingga mengendalikan emosi. Jangan-jangan di sekolah masih ada senioritas. Ini berpeluang menciptakan kesenjangan yang jika didiamkan bukan tidak mungkin kasus Audrey terulang lagi," Daisy mengingatkan.

Berkaca pada kasus Audrey, ia menambahkan, "Selain itu jangan-jangan pendidikan punya andil menciptakan kondisi stressful pada anak. Selain kondisi di sekolah, kita perlu mengecek adakah tekanan dari rumah, teman-teman, dan di media sosial. Tekanan untuk menjadi populer di media sosial juga berbahaya, lo. Tanggung jawab orang tua zaman sekarang lebih kompleks. Salah satu tugas penting orang tua, menciptakan anak dengan karakter kuat yang bisa menentukan mana benar dan salah."

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait