Ratusan Orang Tewas, Presiden Jokowi Kecam Teror Bom di Sri Lanka

TEMPO | 22 April 2019 | 11:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut mengecam insiden teror bom di Sri Lanka, yang terjadi di sejumlah tempat pada Minggu Paskah, 21 April 2019.

"Indonesia mengecam keras serangan bom di beberapa tempat di Sri Lanka, hari ini," kata Jokowi dalam akun media sosial Twitter dan Instagramnya.

Atas nama seluruh rakyat Indonesia, Jokowi menyampaikan duka cita yang mendalam kepada Pemerintah Sri Lanka dan seluruh keluarga korban. "Semoga korban yang luka-luka dapat segera pulih," katanya dengan mengunggah sebuah foto bergambar wilayah Sri Lanka.

Teror bom sebelumnya terjadi pada Minggu Paskah di Sri Lanka. Serangan bom itu telah menewaskan 190 orang dan melukai 500 orang lainnya. Sumber kepolisian Sri Lanka mengatakan dua dari delapan ledakan bom di tiga gereja dan empat hotel di Sri Lanka merupakan bom bunuh diri.

Daily Mail melaporkan, 21 April 2019, enam ledakan awal pada pagi hari dilaporkan menewaskan 35 warga negara asing yang berasal dari Inggris, AS, Belanda dan Portugal.

Dua ledakan susulan terjadi di selatan Kolombo, Dehiwala, yang menyebabkan dua orang tewas. Tak lama, ledakan kedelapan terjadi di Orugodawatta, yang menewaskan tiga polisi ketika memeriksa sebuah rumah.

Gereja St Sebastian telah mengunggah gambar ledakan ke halaman Facebook-nya dan meminta bantuan. (Facebook Gereja St Sebastian/ABC]

Kepala polisi Sri Lanka telah memperingatkan 10 hari sebelum teror, bahwa kelompok ekstrimis merencanakan pemboman bunuh diri di gereja-gereja terkemuka, tetapi belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu dan tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan.

"Kami mengetahui bahwa beberapa warga negara Inggris terkena dalam ledakan itu, tetapi kami tidak dapat mengatakan berapa banyak orang yang telah terdampak," kata Komisaris Tinggi Inggris untuk Sri Lanka James Dauris.

Kementerian pertahanan Sri Lanka telah memerintahkan jam malam sampai pemberitahuan lebih lanjut, dan pemerintah Sri Lanka mengatakan telah menutup akses ke layanan pesan media sosial.

Menteri pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene mengatakan para penyelidik telah mengidentifikasi pelaku di balik serangan teroris, dan menambahkan mereka yang bertanggung jawab adalah para ekstremis agama yang akan ditahan secepatnya.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait