Viral Pembukaan Mal Tentrem Semarang, Ini Penjelasan Irwan Hidayat Sido Muncul

Redaksi | 27 Agustus 2020 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hotel, Mal & Apartemen Tentrem Semarang yang diresmikan pada 13 Agustus 2020, saat ini sedang ngetrend di media sosial. Antrean panjang pengunjung mal yang berdesakan, tiduran di lantai mal untuk menyaksikan teknologi video mapping yang menghadirkan suasana akuarium laut raksasa di langit-langit mal, menjadi foto dan video viral yang menggambarkan bahwa kehadiran dan antusiasme pengunjung mal seakan-akan terkesan mengabaikan Protokol New Normal. Oleh karena itu dapat dipahami jika kemudian muncul beragam komentar dari masyarakat .

Ini penjelasan Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul yang juga pemilik Mal dan Hotel Tentrem Semarang. 

"Jauh hari sebelum Pandemi Covid-19 mewabah, kami akan meresmikan Hotel, Mal & Apartemen Tentrem pada 23 April 2020. Namun, karena situasi dan kondisi Indonesia yang sedang dilanda pandemi, keputusan tersebut kami batalkan. Ada dua ha penting yg jadi pertimbangan," kata Irwan Hidayat. Pertama apakah Tentrem akan diresmikan sebelum  Pandemi Covid19 berlalu atau sesudahnya? Tapi apakah pada tahun 2021 Pandemi Covid19 dipastikan sudah berlalu? Akhirnya kami sepakat untuk meresmikan pada tanggal 13 Agustus 2020, hari kelahiran Ibu R. Sulistyo, nenek kami, pendiri Sido Muncul," tutur Irwan. 

"Kedua, apakah meresmikan Hotel Tentrem saja atau bersama-sama meresmikan Hotel dan Mal? Hal penting yang kedua ini, dalam keluarga kami menjadi perdebatan panjang dan seru."

"Sebagian berpendapat, jika hanya meresmikan hotel ditengah pandemi pasti rugi, apa lagi bersama mal yg belum ada penyewanya? Yang sudah siap beroperasi hanya 8 penyewa dengan total luas 600 m2 dari jumlah 9000 m2 yang bisa disewa (semua  penyewa menunda untuk mengerjakan interior gerai yg sudah disewa karena pandemi covid19). Kepada 8 penyewa yg membuka gerai mereka saat peresmian, 13 Agustus, kami bebaskan sewa selama 6 bulan ke depan." 

"Kalau membuka hotel & mal, kami harus rela menanggung kerugian sebesar Rp 3, 5 miliar per bulan, selama 9 bulan ke depan. Biaya terbesar sebesar 38% adalah untuk gaji karyawan kemudian disusul listrik, perawatan, dll. Itu pun setelah 9 bulan ke depan kami juga tidak tahu pasti apa yang akan terjadi."

"Kalau akhirnya kami memutuskan meresmikan hotel & mal secara bersamaan, itu karena pertimbangan untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas, supaya ekonomi Semarang bergerak, meriah & penyewa yg sudah siap bisa mulai berusaha."

"Kami juga menyediakan ruang khusus tanpa biaya sewa yang terletak di basement 2 ,untuk beberapa UKM: Bakso Bang Jon, Rujak & Pecel Karimata, Soto Jonwen." 

"Perlu kami jelaskan, bahwa kami melaksanakan bisnis kami sesuai aturan Protokol New Normal dan pelaksanaannya  kami juga bekerjasama dan koordinasi dengan Polsek, Satpol PP, Babinsa dan aparat terkait. Namun, antusiasme masyarakat yang tinggi telah menyebabkan kerumunan pengunjung tidak dapat dihindari. Petugas kami, satpol PP dan petugas Babinsa sudah berusaha untuk mengatur, menegur, memberi penjelasan, tapi karena jumlah pengunjung banyak, kami kewalahan. Dan itulah yang terjadi seperti yang kita saksikan kejadian seminggu yang lalu." 

"Mulai Senin, 24 Agustus,Video mapping sudah kami matikan dan sejak itu tidak ada kerumunan pengunjung lagi."

"Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yg sebesar besarnya, atas saran, teguran kepada kami, baik melalui telepon, WA atau media elektonik. Atas kejadian kerumunan masa yang terjadi beberapa hari ini, kami juga mohon maaf," tutup Irwan Hidayat.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait