Maksimalkan Upaya Hindari Puncak Ketiga Gelombang Covid-19

Redaksi | 18 September 2021 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan perkembangan di beberapa negara dibandingkan Indonesia. Jika melihat pola Indonesia, puncak pertama sejajar dengan negara-negara lain pada Januari 2021. Namun, ketika dunia dan negara lain mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia masih mengalami penurunan kasus.

Melihat lebih dekat di beberapa negara di dunia, penyumbang terbesar jumlah kasus positif di dunia yaitu Amerika Serikat (AS). Negara ini tengah mengalami puncak ketiga dan kurvanya sudah melambat. Pola di AS mirip dengan pola global, terutama pada Januari dan September 2021. Bedanya, puncak kedua April kasus global mengalami lonjakan, AS mengalami penurunan.

Berikutnya adalah Malaysia dan Jepang. Kedua negara ini memiliki pola yang mirip dengan pola kasus global. Saat ini kasus di Jepang mulai menurun, Malaysia masih berada di puncak Covid-19 gelombang ketiga. Yang cukup unik di India, yang mengalami lonjakan pertama pada September 2020, ketika negara-negara lain belum mencapai puncak pertama pada Januari 2021. 

Jika melihat perkembangan di Indonesia, puncak kedua pada Juli 2021. Negara lain dan dunia tidak mengalami hal yang sama. Apalagi pada September ini, saat kasus di Indonesia terus menurun, kasus dunia masih mengalami gelombang ke-3 atau puncak ketiga.

Meskipun populasi Indonesia mirip dengan Amerika Serikat, Indonesia mengalami jumlah kasus positif harian yang jauh lebih kecil dan jumlah kasus per 1 juta penduduk. Bahkan, jumlah ini masih lebih kecil dari negara tetangga yang populasinya jauh lebih sedikit dari kita.

"Lonjakan kedua di Indonesia tidak diikuti lonjakan kasus dunia. Hal ini menunjukkan bahwa meski Indonesia mengalami peningkatan kasus yang signifikan, namun tidak cukup signifikan untuk berkontribusi terhadap peningkatan kasus global," lanjut Wiku. 

Dalam mempertahankan perkembangan baik ini, ada tugas utama yang harus dilakukan bersama, ialah mempertahankan kurva miring ini. Ada dua pelajaran yang harus diperhatikan. 

"Jelas bahwa lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata akibat Covid-19 varian delta tetapi akibat aktivitas sosial masyarakat yang tidak sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Jika kita mampu membatasi aktivitas sosial, dampak mutasi varian tidak akan menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan," lanjut Wiku.

Kedua, dengan melihat pola lonjakan di Indonesia selama 3 bulan, dan dari lonjakan di dunia juga India, Malaysia dan Jepang, waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan diharuskan agar Indonesia tidak mengalami lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait