Perkembangan Covid-19 Pascalebaran serta Hepatitis Akut Terus Dipantau

Redaksi | 10 Mei 2022 | 18:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan sejumlah perkembangan di bidang kesehatan. Salah satunya pemantauan terhadap varian baru virus corona. "Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru," ujar Menkes.

Pemantauan secara hati-hati juga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus konfirmasi Covid-19 pascalebaran. Selama pemantauan yang dilakukan pada libur hari nasional sebelumnya, Menkes mengatakan terjadi kecenderungan lojakan kasus terjadi pada hari ke-27 sampai ke-34 pascalibur. "Jadi kami mengusulkan kepada Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya," lanjut Menkes.

Dalam kesempatan ituMenkes juga melaporkan perkembangan vaksinasi. Budi menuturkan  penyuntikan vaksinasi nasional telah menembus angka 400 juta dosis vaksin. Sebanyak 199,4 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. "Dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikkan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.

Terkait penyakit hepatitis akut yang kini menjadi perbincangan masyarakat, Menkes menjelaskan jajarannya telah melakukan penelitian dan koordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris. Dalam diskusi itu disimpulkan bahwa penyebab dari penyakit hepatitis akut belum dapat dipastikan. "Kemungkinan besar Adenovirus 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada Adenovirus 41 ini. Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya," jelasnya.

Menkes mendorong masyarakat untuk rajin mencuci tangan karena penularan virus tersebut berasal dari asupan makanan lewat mulut. Apabila muncul gejala seperti demam, Menkes menganjurkan segera dilakukan pemeriksaan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) di rumah sakit. "Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat karena SGPT, SGOT normalnya di level 30-an. Kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat," imbuh Menkes.

Menkes juga melaporkan mengenai penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan. Berdasarkan diskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Menkes menyebut penyakit pada hewan tersebut tidak menular kepada manusia. "Virus ini memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua, jadi sangat jarang yang loncat ke manusia. Jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan," kata Menkes.

Sumber: presidenri.go.id.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait