Pasien Positif Cacar Monyet Pertama di Indonesia Dinyatakan Sembuh

Redaksi | 19 September 2022 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Orang Indonesia pertama yang dikonfirmasi positif cacar monyet atau monkeypox pada Agustus lalu telah dinyatakan sembuh dan sudah beraktivitas seperti biasa, seperti disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril dalam konferensi pers secara virtual. "Kasus pertama orang yang terkonfirmasi monkeypox pada 19 Agustus dinyatakan positif kemudian dilakukan isolasi mandiri di rumah karena gejalanya ringan. Pada 4 September dinyatakan selesai isolasi dan sekarang sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa," ujar dr. Syahril.

Pasien tersebut sudah dinyatakan sehat. Namun ada 3 orang kontak erat dan sudah dilakukan testing dan surveilans. "Hasilnya semuanya sehat tidak ada konfirmasi positif atau bergejala monkeypox," ucap dr. Syahril.

Untuk memaksimalkan pemeriksaan, Kemenkes menambah jumlah laboratorium menjadi 15. Sebelumnya hanya ada 2 laboratorium pemeriksaan monkeypox. Semua laboratorium tersebar di sejumlah daerah bukan hanya di Pulau Jawa, tapi juga ada di Sumatera sampai ke Ambon.

Total laporan dugaan cacar monyet atau monkeypox di Indonesia sebanyak 66 kasus. Dari total itu hanya 1 kasus terkonfirmasi positif, 2 kasus suspek, dan 63 kasus discarded. "Ada 18 orang dengan kasus discarded memiliki diagnosis klinis cacar air atau varicella," ungka dr. Syahril.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Robert Sinto, SpPD mengatakan trend kasus cacar monyet di dunia menurun. Tapi dia meminta semua pihak tetap waspada. "Sebetulnya hasil pemeriksaan monkeypox sejauh ini negatif, dan sejauh ini trend di dunia juga beberapa waktu terakhir ini cenderung menurun, tapi kita tetap harus waspada. Indonesia sudah meningkatkan kapasitas untuk bisa memeriksakan kasus monkeypox," ungkap dr. Sinto.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM mengatakan Kemenkes tengah melakukan penguatan untuk sosialisasi kepada kelompok berisiko. "Kemenkes melakukan penguatan untuk tata laksana bagi SDM kesehatan di klinik, rumah sakit, sampai menjangkau ke daerah-daerah. Kemudian untuk juga pedoman terus diperbaharui dengan bantuan IDI dan pihak-pihak terkait," ucap dr. Farhani.

Sumber: kemkes.go.id

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait