Aksi 112: Kapolri Jenderal Tito Karnavian Minta Tidak Mobilisasi Massa dari Luar Kota

TEMPO | 10 Februari 2017 | 23:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian meminta panitia aksi 11 Februari 2017 (Aksi 112) tidak memobilisasi massa dari luar kota Jakarta. Apalagi tuntutan yang dibawa dalam aksi ini kental dengan isu pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta. 

"Saya juga mengimbau kepada panitia tidak perlu untuk mengundang warga lain dari luar DKI karena pilkada ini pilkada DKI," kata Tito dalam Konferensi Pers di Main Hall Polda Metro Jaya, Jumat, 10 Februari 2017. 

Tito mengaku telah mendapat informasi bahwa akan ada massa aksi dari luar daerah yang akan bergerak ke Jakarta besok. Tito mengatakan mereka bukan masyarakat pada umumnya. "Dari kelompok tertentu, saya sudah tahu. Bukan masyarakat biasa, sekali lagi. Tapi memang di mobilisasi untuk itu (ikut aksi)," kata Tito. 

Acara yang juga dinamai Aksi 112 ini berubah dari rencana awal, yakni melakukan long march dari Monumen Nasional (Monas) menuju Bundaran Hotel Indonesia. Dari hasil kesepakatan dengan panitia, Tito mengatakan aksi akan dipusatkan di Masjid Istiqlal. Acara akan berupa ibadah, yakni tausiah dan membaca Al-Quran. 

Tito mempersilakan massa aksi jika akan menggelar aksi dalam bentuk ibadah. Namun Tito meminta aksi cukup dilakukan di masjid dan tidak ada aksi turun ke jalan. "Kalau mau ibadah silakan beribadah, tapi jangan akal-akalan mau tumpah ke jalanan dalam rangka memberikan kesan provokatif dan berpotensial melanggar hukum," kata Tito. 

Hal senada diungkapkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot meminta warga, jika ingin beribadah, cukup dilakukan di rumah masing-masing dan tidak perlu datang ikut aksi ke Jakarta.

"Para umat jangan meningggalkan ulamanya, yang sudah membimbing Anda-Anda semuanya di tempat masing-masing, di masjid masing-masing. Berzikirlah di situ, tausiahlah, baca Al Quran, khatam quran di situ," kata Gatot. "Saya yakin akan lebih konsentrasi akan lebih khusyuk dan doa-doanya lebih dikabulkan." 

Aksi 112 pada awalnya berencana menggelar long march dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia. Salah satu tuntutan aksi itu adalah seruan kepada umat mengenai isi surat Al Maidah tentang pemimpin. Hal ini banyak dinilai bermuatan politis karena berbarengan dengan masa pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta. 

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait