Anies Baswedan Berjanji Tak Mau Didikte Pendukung

TEMPO | 20 April 2017 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Gubernur DKI Jakarta terpilih—berdasarkan hasil quick count—Anies Baswedan berjanji tak mau didikte kepentingan kelompok pendukung yang memiliki agenda masing-masing. Sebaliknya, Anies berkomitmen merealisasi semua hal yang ia janjikan selama masa kampanye lalu.

Anies mengungkapkan, kelompok atau organisasi kemasyarakatan pendukungnya justru menginginkan dia bersama Sandiaga Uno mewujudkan seluruh janji. “Semua yang mendukung kami, kenapa mendukung, karena mereka setuju dengan janji kami. Karena itu, yang kami laksanakan adalah janji. Jadi, bukan kemudian agenda satu per satu,” ujarnya di kantor DPP Partai Gerindra, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, kemarin.

Kelompok pendukung yang mempunyai agenda atau kepentingan tertentu, Anies menjelaskan, telah tercantum dalam kontrak tertulis. “Di situ nanti Anda lihat kontraknya.”  Ia mengklaim bahwa semua yang dikerjakannya sesuai dengan konstitusi. “Usul saya adalah mari kita hargai semuanya sebagai warga Jakarta yang punya kesempatan berbicara dan mengeluarkan pikiran yang sama,” kata Anies.

Peneliti bidang politik dan hubungan internasional Centre for Strategic and International Studies, Philips J. Vermonte, mengatakan setiap calon mendapat dukungan dari kelompok yang berkepentingan. Tapi ia yakin Anies bakal memahami dan menaati konstitusi.

Sebaliknya, kata Philips, yang dikhawatirkan adalah Anies, yang didukung Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan beberapa ormas seperti FPI dan FBR, tak mampu mengakomodasi kebutuhan lawan politiknya. “Orang boleh beda pendapat, tapi tidak bisa kalau mengeksklusifkan diri dan mengintimidasi kelompok lain,” katanya.

Peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengatakan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta harus mengatasi keterbelahan masyarakat seusai pilkada DKI Jakarta. Ia meminta Anies memberi wadah bagi setiap kepentingan, bukan hanya kelompok pendukungnya. “Jangan lupa bahwa dukungan itu tidak hanya datang dari satu kelompok, tapi merata. Ada nelayan, buruh, guru, orang Cina, orang Jawa. Semua berkontribusi,” kata Siti, kemarin.

 

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait