Curhat Putri Jusuf Kalla, Chairani Jusuf Kalla Soal Hoax yang Menyerang Ayahnya

Hilda Fatmala | 16 Mei 2017 | 15:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapatkan serangan hoax berbau SARA yang menyebutkan bahwa JK semasa muda anti terhadap warga keturunan. Tak terima ayahnya difitnah dengan serangan hoax, Chairani Jusuf Kalla, putri Jusuf Kalla mengunggah pengalaman pribadinya di akun Instagram miliknya pada hari Senin (15/5) kemarin.

Begini isi curhatan Chairani Jusuf Kalla, putri Jusuf Kalla yang diunggah ke akun @chairanijk.

"Ya ini ayah saya, yang juga kebetulan Wakil Presiden RI. Orang yang paling saya banggakan di dunia ini. mungkin sebagian orang yang membaca ini akan berpikir, 'ya jelas lah dibanggakan, namanya juga ayah sendiri'. Ayah saya adalah sosok pemberani. Ia dikenal sebagai salah satu pejabat yang tidak takut pada siapapun, bahkan sebagian orang menganggapnya terlalu berani dalam bertindak atau berucap. Makanya banyak juga yang tidak suka dengannya karena sikap terlalu berani dalam bertindak atau berucap. Makanya banyak juga yang tidak suka dengannya karena sikap terlalu beraninya itu, beliau juga tidak suka berbasa basi, dan tidak suka pencitraan. Apapun yang menurutnya benar untuk kepentingan Negara ini, akan disampaikan ke publik, tanpa takut akan nada segelintir golongan yang tidak suka kepadanya, kalimat2 yang pernag diucapkannya sering dipelintir oleh orang-orang yang tidak menyukainya. 

Contohnya saat ini ia sedang banyak diserang oleh fitnah mengenai dirinya yang katanya tidak toleransi terhadap umat beragama. Baru baru ini yang paling parah adalah adalah, ada yang memfitnah dirinya semasa muda pernah membakar gereja, Astagfiruallah. Kenapa ya ada sekelompok orang yang tega membuat2 berita seperti itu? Justru yang paling menempel di ingatan saya adalah sewaktu timbul kerusuhan pembataian keturunan Tionghoa di Makasar tahun 1997 silam, Ayah saya mempersilakan rumah kami di Makasar dijadikan sebagai tempat persembunyian para tetangga kami yang kebetulan mayoritas keturunan Tionghoa. 

Saya menyaksikan sendiri ketika tetangga kami diam2 masuk bersembunyi dirumah kami karena ketakutan akan digayang oleh masyarakat. Beberapa kali saya minta Ayah saya untuk mengklarifikasi fitnah2 yang menerpanya. Karena tidak sedikt juga yang berani menjapri atau me-mention saya di sosial media yang isinya mencaci maki Ayah saya, tapi ia Cuma tersenyum "Buat apa? Tidak usah lah kau baca berita2 palsu itu" Katanya, "Pahala untuk kita panen di akhirat nanti". Oh iya, betul juga ya… Alhamdulillah. Terima kasih untuk para pemfitnah dan para penyebar hoax atas transferan pahalanya untuh Ayah saya," Barakallahu fii umrik Papa, orang yang paling saya banggakan di dunia ini." 


                                 
                                

(hilda/yb)

Penulis : Hilda Fatmala
Editor: Hilda Fatmala
Berita Terkait