Ramai Seruan Boikot di Twitter, Ini Penjelasan Indosat

TEMPO | 6 Juni 2017 | 13:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Indosat tengah menjadi sorotan. Sejak Senin malam, 5 Juni 2015 hingga pagi ini, di akun media sosial Twitter masih diramaikan dengan tanda pagar (tagar) #BoikotIndosat. Banyak netizen beramai-ramai berkicau dengan menyebutkan tagar itu, hingga pukul 05.48 WIB setidaknya hampir 70 ribu tweet menggunakan tagar itu.

Ternyata, tagar ini bermula dari status Facebook salah satu mantan karyawan Indosat Ooredo, Riko M. Ferajab yang discreenshot oleh salah satu netizen Twitter @Ulinyusron yang diforward kepada CEO Indosat, Alexander Rusli.

Screenshot Riko M Ferajab Itu berbunyi: “Semoga Allah SWT berkenan utk mengamanahkan kekuasaan kepada Habib agar bisa menegakkan keadilan di negeri ini dg seadil2nya. Dan segera menyeret orang2 zalim yang saat ini berkuasa, serta siapapun yg punya andil dlm kriminalisasi ulama dan fitnah2 thd hingga ke pengadilan dan tiang gantungan. #PSHRSfor2019 #KamiBersamaHRS,” tulis Riko M. Ferajab dalam Facebooknya pada 30 Mei lalu.

Riko juga menuliskan bahwa rezim yang berkuasa saat ini adalah rezim terburuk dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Sayangnya saat Tempo mencoba mencari akun Riko, Facebooknya telah dinonaktifkan.

Dari tulisan screenshot itu, @Ulinyusron memforwardnya kepada Alexander Rusli. “Riko M Ferajab, Manajer Business Inteligent & Reporting Indosat, status FBnya jg penuh caci maki pada pemerintah Jokowi & pemuja intoleransi,” cuitnya pada @alexanderrusli.

Kemudian @alexanderrusli menyampaikan tanggapannya, bahwa perusahaan tidak dapat mentoleransi. “Sebagai perusahaan kami tidak tolerate sama sekali pegawai yang anti NKRI,” ucap Alexander. Ia juga mengatakan bahwa perusahaan telah mengambil langkah untuk menangani hal tersebut.

"Bukan hoax Pak. Langkah sudah diambil. Seperti yang disampaikan terpisah, kami tidak tolerir staf yang terbukti tidak sejalan dengan negara dan pemerintah," tutur Alex membalas komentar salah satu netizen.

Karena hal inilah tagar #BoikotIndosat ramai-ramai diserukan netizen di Twitter. Mereka berkicau untuk menyuarakan boikot terhadap Indosat. Hal ini akhirnya mendorong operator selular itu membuat rilis tanggapan yang dimuat dalam laman resmi Indosat Ooredoo berjudul “Pernyataan Indosat Ooredoo terkait Penyampaian Pendapat secara Bijaksana”

Dikutip dari salah satu pernyataan Indosat, penyampaian pendapat dan aspirasi politik oleh pegawai Indosat Ooredoo di sosial media, merupakan hak dan tanggung jawab individu bersangkutan, serta TIDAK ada kaitannya dengan sikap perusahaan. Indosat Ooredoo memiliki mekanisme internal yang secara tegas menghimbau seluruh pegawai agar senantiasa bijak dalam menggunakan sosial media.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang merupakan pedoman internal perusahaan secara tegas melarang pegawai untuk menyebarkan konten atau informasi yang bersifat provokatif atau menghasut. “Pegawai Indosat Ooredoo juga tidak diperbolehkan mengatasnamakan perusahaan dan memakai atribut perusahaan dalam bentuk apapun saat mengemukakan opini pribadi di sosial media, maupun pada saat melakukan kegiatan politik,” seperti dikutip dari siaran resmi Indosat pada Selasa, 6 Juni 2017.

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait